BANTEN | BD – Memasuki bulan puasa Ramadhan, umat Islam tidak mungkin melupakan Nabi Muhammad SAW yang telah mengajarkan tata cara ibadah dan anjuran-anjuran menuju kebaikan.
Umat Islam bahkan dengan patut selalu mengenangkan kebiasaan-kebiasaan Nabi Muhammad SAW dan menjadikannya gaya hidup. Umat Islam bahkan tidak akan melupakan kisah-kisah mengenai cara berbicara Nabi Muhammad SAW. Juga bagaimana Nabi Muhammad bersikap diam, tertawa, dan menangis.
Berikut beberapa kisah mengenai bagaimana Nabi Muhammad SAW berbicara, diam, tertawa, dan juga menangis.
Tutur Kata yang Lugas dan Manis Nabi Muhammad SAW
Diriwayatkan Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam Jami’us Sirah bahwa Nabi Muhammad SAW selalu menuturkan kata-kata dengan manis sekaligus lugas. Setiap yang Nabi Muhammad SAW ucapkan selalu menarik perhatian bagi yang mendengarkannya.
“Ucapan dan kata-katanya sangat baik. Hingga dapat dikatakan perkataannya menarik hati orang yang mendengarkannya. Para musuh-musuh Beliau pun mengakui akan hal itu,” tutur Ibnu Qayyim secara tertulis.
At-Tirmidzi juga meriwayatkan dalam pembahasan Manaqib, bahwa Siti Aisyah RA menceritakan kebiasan Nabi Muhammad SAW dalam berbicara dengan jelas sehingga umat yang duduk bersama-Nya dapat menghafalkan perkataan-Nya.
“Tidaklah Rasulullah SAW berbicara kepada kalian dengan cepat. Tetapi Beliau berbicara dengan jelas dan terperinci. Hingga mereka yang duduk bersama Beliau, dapat menghafalkan apa yang Beliau sampaikan,” tutur Siti Aisyah RA dalam riwayat tersebut.
Nabi Muhammad SAW seringkali mengulang perkataan-Nya sebanyak tiga kali di hadapan umat yang duduk bersama-Nya. Tujuannya adalah agar perkataan tersebut dapat dihapal. Pengulangan sebanyak tiga kali juga dilakukan Nabi Muhammad SAW ketika mengucapkan salam.
Sikap Diam Nabi Muhammad SAW
Dalam keseharian, sebenarnya Nabi Muhammad SAW dikenal cukup pendiam. Beliau hanya akan bersuara bila diperlukan. Beliau juga mengawali dan mengakhiri perkataan dengan jelas. Setiap yang Ia katakan selalu memberikan manfaat bagi mereka yang mendengar.
Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menuturkan kebiasaan diam dan berbicara seperlunya yang dimiliki Nabi Muhammad SAW:
“Beliau menyampaikan sesuatu dengan ringkas, namun sarat dengan makna. Ringkas, dengan tidak ada penambahan maupun pengurangan. Sehingga, Beliau tidak mengucapkan hal-hal yang tidak bermanfaat. Atau, Beliau hanya membicarakan hal-hal yang bersifat ibadah, yang dijanjikan pahala oleh Allah SWT.”
Bila Nabi Muhamad SAW tidak menyukai sesuatu, Beliau tidak akan mengucapkannya untuk menjelekkan, mencaci, atau berteriak. Hanya wajah Nabi Muhammad SAW akan berkerut saja.
Tawa Nabi Muhammad SAW ada dalam bentuk senyum
Nabi Muhammad SAW selalu menampakkan senyum saja bila ada hal yang patut membuatnya tertawa. Tawa Nabi Muhammad SAW bisa dibilang sangat sedikit.
Tetapi ada yang mengisahkan, bahwa tawa Nabi Muhammad pernah ada dan membuat gigi-gigi geraham-Nya terlihat. Tawa Nabi Muhammad dapat menandakan tiga hal. Pertama, bahwa sesuatu yang terjadi memang patut ditertawakan. Kedua, tertawa karena melihat sesuatu menggembirakan dan menyenangkan hati. Ketiga, Nabi Muhammad juga dapat tertawa ketika sedang sangat marah.
Cucuran air mata saat Nabi Muhammad menangis
Nabi Muhammad SAW pernah menangis di dalam tawa, sehingga tidak terisak-isak dan tidak juga mengeluarkan suara yang keras. Di dalam tangis Nabi Muhammad SAW, air mata Beliau bercucuran, dan dari dadanya terdengar rintihan.
Ada beberapa hal yang membuat Nabi Muhammad SAW menangis. Di antaranya karena ketakutan yang mendalam terhadap Allah SWT. Hal ini terjadi, misalnya, ketika Nabi Muhammad mendengar Al Quran dibacakan.
Nabi Muhammad juga sering menangisi orang yang telah meninggal dunia karena kasih di dalam hati-Nya. Nabi Muhammad SAW juga sering menangis karena mengkhawatirkan umat Islam yang Ia cintai.
Hadis riwayat Bukhari, Muslim, dan Ahmad, memberikan sebuah kisah ketika Nabi Muhammad menangisi kepergian Ibrahim, putra-Nya. Hal yang sama juga terjadi kala salah seorang putri Beliau wafat.
“Air mata bercucuran, hati berduka, dan tidak ada yang kami ucapkan melainkan apa yang diridhai Tuhan kami. Dan sesungguhnya kami, wahai Ibrahim, benar-benar bersedih karena (kepergianmu),” tutur Nabi Muhammad SAW dalam riwayat tersebut.
Konon, air mata Nabi Muhammad SAW dapat dibedakan menurut tangis-Nya. Pertama, air matanya terasa dingin saat menangis karena bahagia. Sebaliknya, kedua, saat Nabi Muhammad SAW menangis karena berduka, maka air mata Beliau terasa hangat.***
Tidak ada komentar