JAKARTA | BD — Aktivis Hak Asasi Manusia serta lintas isu lainnya kembali menggelar Aksi Kamisan ke-706 di depan Istana Negara, Jalan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis, 25 November 2021.
Aksi Kamisan tersebut adalah yang perdana dihelat secara offline, setelah sebelumnya hanya secara daring karena pandemi Covid-19.
Pada aksi yang berlangsung sore hari tersebut, selain menyuarakan beragam persoalan hak asasi manusia. Juga masalah perlindungan perempuan dari kekerasan seksual.
Di antara para peserta yang mengenakan kostum serba hitam, hadir juga kelompok Jaringan Muda Setara dengan kostum ungu.
“Jaringan Muda Setara mengangkat isu perempuan. Karenahari ini bukan hanya ada hari guru, melainkan 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan,’ ujar Nisyu, orator dari Jaringan Muda Setara.
Nisyu menjelaskan, peringatan 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan berawal dari terbunuhnya Mirabble bersaudara di Dominika yang melawan penguasa diktator di negeri tersebut. “Diperkusi dan mendapat kekerasan.”
Melalui Aksi Kamisan yang kembali digelar secara offline, Nisyu berharap kasus pelanggaran HAM kembali mengemuka ke publik. Sehingga masyarakat pun ambil bagian dalam gerakan tersebut. “Semakin banyak masyarakat atau akitivis manapun yang mengkampanyekan kasus pelanggaran HAM, serta isu kekerasan kepada perempuan. Tidak berkutat di lingkup yang saat ini saja,” harapnya.
Sementara, Hafi, peserta Aksi Kamisan lainnya mengatakan, perhelatan Aksi Kamisan secara online dinilainya kurang efektif. “Kurang didengar (pemerintah) kalau dilakukan pas online. Vibesnya lebih ada kalau digelar secara offline. Bisa saling erat lagi satu sama lainnya,” ujarnya mahasiswa Trisakti tersebut.
Sama halnya dengan Nisyu, ia juga kerap merasakan ada hal yang kurang saat orasi digelar secara online. Menurutnya seperti hambar, tidak ada rasa atau kontak apapun.
“Aksi Kamisan kali ini memperkuat bounding aktivis satu sama lainnya. Karena selama ini kan jujur tetap ada aja yang kurang secara online. Juga kontaknya kurang terasa. Banyak hal yang hilang sebenarnya kalau dalam relasi online,” katanya.
Penulis: Fachri Fajar Wibowo, Mahasiswa FISIP UNIS Tangerang, prodi Jurnalistik
Tidak ada komentar