OPINI | BD — Menciptakan keharmonisan di dalam keluarga harus menjadi konsen seorang ayah. Dalam Ajaran Islam, sosok ayah merupakan figur sekaligus teladan bagi keluarganya. Acapkali gambaran ayah adalah orang yang kuat, tegar, mempertaruhkan hidupnya untuk keluarga dan bijaksana.
Ayah tempat bersandar dan penyangga dalam keutuhan keluarga, tentunya sebagai tim, sosok ibu yang menaungi kasih dan sayang kepada anggota keluarga.
Dalam konteks hadits Rasulullah SAW bertutur : Seorang ayah adalah bagian tengah dari gerbang surga. Jadi tetaplah di gerbang itu atau lepaskan.” (HR. Tirmidzi).
1. Ayah harus bisa berinteraksi dengan baik terhadap anggota keluarganya, contohnya bermain atau membersamai atau bersantai dan tamasya di luar.
2. Meluangkan waktu ketika anak membutuhkan, dalam hal ini ayah bisa dihubungi kapanpun oleh anak.
3. Anak diberikan hak suara ketika sedang mengemukakan pendapat.
Adapun para tokoh ayah dalam Al Qur’an adalah Nabi Ibrahim, Nabi Nuh, Nabi Yaqub, Nabi Zakaria.
Dalam Al Qur’an Ayah disebutkan sebanyak 118 kali, sedangkan kata anak 163 kali penyebutannya. Maka di antara proses pendidikan karakter Nabi Ibrahim kepada Anaknya sebagai berikut:
1. Nilai nilai Pendidikan Tauhid
2. Pembelajaran demokratis didalamnya ada musyawarah, tidak diktator atau orang tua tidak menang sendiri dengan memberikan kesempatan pada anak dalam berargumentasi.
3. Meluangkan waktu untuk keluarga.
Ada juga sebaliknya kisah ayah yang berusaha memberikan keteladanan dan memberikan nasihat kepada anaknya supaya tetap berpegang teguh kepada esensi akidah yang benar. Nabi Nuh sosok nabi yang memposisikan sebagai ayah, ia berusaha membimbing anaknya. Karena Allah memerintahkan kepada kita menjaga diri dari api neraka bukan pribadi tetapi keluarganya juga.
Nabi Nuh sebagai da’i, tidak bosan mengarahkan kearah jalan yang lurus dan diridhoi Allah SWT. Bisa diambil pembelajaran buat kita sebagai orang tua :
1. Selalu bersabar dan konsisten dalam kebenaran dan kesabaran.
2. Sebaik-baik curhatan manusia bercerita kepada Allah SWT.
3. Berusaha mencegah diri dan keluarga dari api Neraka.
1. Ketika anak sedang bercerita jadilah pendengar yang baik.
2. Memahami karakter Anak.
3. Mencegah konflik
4. Memberikan nasihat kepada anak dengan tutur kata yang lemah lembut dan tegas dalam menjaga akidah.
Dari sinilah Nabi kita bertutur : Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik terhadap keluargamu dan aku adalah orang yang paling baik terhadap keluargaku”.
1. Sosok ayah adalah pemimpin dalam bahtera keluarga.
Ayah adalah penanggungjawab utama apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Nampaknya dalam surat An Nisa ayat 176 disebutkan bahwa peran laki-laki adalah seorang pemimpin. Mereka terlahir untuk membangun dan memimpin keluarga.
2. Sosok ayah adalah yang bertanggungjawab dalam kesejahteraan keluarga.
Disamping seorang pemimpin, ayah bertanggung jawab memenuhi nafkah keluarga yang dicari dengan jalan yang halal dan baik.
Pernah satu ketika Nabi Muhammad SAW bertanya kepada putrinya Fatimah terkait masalah keluarganya dalam hal ini bagaimana memberikan motivasi kepada suaminya ketika akan mencari nafkah, lalu ia berkata : wahai suamiku carilah nafkah yang halal dan baik, aku rela menahan lapar di dunia tetapi aku tak sanggup menahan api nerakanya Allah SWT.
3. Menjadi sosok ayah yang baik.
Bukan sekedar mencari nafkah tetapi sosok ayah mampu memberikan keteladanan dalam hal membimbing dan mengajarkan kepada anggota keluarganya.
Dari sosok ayah yang saleh akan tercipta anak yang baik dan penyejuk hati. Jadilah sosok yah dan guru yang selalu idolakan dan dinanti oleh anggota keluarga . Wallahu A’lam bishawwab.
Penulis : Dr. Zulkifli, MA
Dosen UIN Jakarta dan Universitas Muhammadiyah Tangerang. (Red)
Tidak ada komentar