Kurikulum Pendidikan Salat Dalam Membentuk Karakter Keluarga

waktu baca 2 menit
Minggu, 4 Feb 2024 09:02 0 83 Redaksi

OPINI | BD Hiruk pikuk kehidupan di dunia terkadang membuat manusia gelisah tak menentu, putus asa bahkan emosi tak menentu. Hal ini perlu diterapi dengan salat.

Salat merupakan suatu perbuatan serta perkataan yang dimulai dari takbir dan diakhiri dengan salam. Salat secara bahasa artinya doa, sebagai bentuk komunikasi dengan sang pencipta.

Dalam bahasa arab salat memiliki akar kata sholla, sholattun yang berarti wa aqimushsholata da’aa.

Tujuan dari salat untuk menciptakan ketenangan jiwa, menjadi bahagia dan menyelesaikan masalah hidup. Sebagaimana dalam QS. 29 ayat 45 Allah berfirman yang artinya; “Sesungguhnya salat mencegah perbuatan keji dan munkar. Salat yang benar akan mencegah perbuatan yang tercela. Salat yang benar-benar akan mendatangkan kebahagian hidup.

Sebagaimana firman Allah dalam QS. 2 Ayat 189, artinya “Dan bertakwalah kepada Allah agar kalian mendapat kebahagiaan.”

Dr. Zulkifli, MA usai melaksanakan salat Jumat bersama Kaporesta Bandara Soekarno Hatta dalam program Jumat Berkah Polresta Bandara Soekarno Hatta, Jumat, 2 Februari 2024. (Foto : Istimewa)

Dengan bekal kurikulum yang disiapkan kedua orang tua menjadi teladan bagi anak-anaknya. Maksudnya orang tua harus menyiapkan perangkat atau perencanaan apa saja yang diperlukan dalam menggapai kesuksesan hidup, sehingga akan tergambar dalam deskripsi visi dan misi kehidupan.

Sedangkan pendidikan atau pola pengajaran keluarga harus dilakukan secara sadar dan sabar dalam hal membimbing dan membina jasmani dan ruhani keluarga merujuk kepada Al Qur’an dan Hadits dalam mencetak karakter Islami, inilah yang diharapkan kedua orang tua. Sehingga besar menjadi berakhlak dan santun kepada sesama manusia. Sebagaimana firman Allah QS. 4 ayat 9, yang artinya “Dan hendaklah kalian takut kepada Allah, ketika meninggalkan putra dan putrimu dalam keadaan lemah, dan bertakwalah kepada Allah serta ajarkan perkataan yang jujur.”

Dengan persiapan kurikulum pendidikan salat yang diajarkan dan kedua orang tua menjadi teladan maka anggota keluarga akan mengikuti kedua orangtuanya. Sebagaimana tokoh pendidikan di Indonesia Ki Hajar Dewantoro berkata “Jadilah orang tua yang mampu menjadi teladan di.depan keluargamu, di.tengah menjadi penyemangat dan di.belakang menjadi motivator bagi keluarga. Hal inilah yang diperlukan dalam membentuk karakter keluarga.

Bangsa yang hebat dan kuat miniatur terkecilnya adalah keluarga. Maka bangunlah kedekatan dan bimbinglah keluarga untuk menciptakan bangsa yang santun dan berakhlak sehingga akan mendatangkan keberkahan bersama. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua pembaca dan khususnya bagi penulis aamiin.

Penulis : Dr. Zulkifli, MA
Dosen Fakultas Agama Universitas Muhammadiyah Tangerang dan UIN Jakarta. (Red)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA