KESEHATAN | TD – Silent treatment atau mendiamkan sebagai cara komunikasi biasanya terjadi saat seseorang ingin mengungkapkan keengganan atau kemarahannya bukan dengan kata-kata. Jenis komunikasi ini bisa jadi terlihat lebih mudah sebagai cara menghadapi persoalan, tetapi sebenarnya justru sangat merusak.
Bagaimanapun juga, perlu disadari bahwa silent treatment mempunyai dampak buruk. Selain hubungan dengan rekan, sahabat, atau saudara yang akan rusak, orang yang menerima perlakuan silent treatment dapat menjadi buruk secara mental.
Bila perlakuan silent treatment terus dibiarkan, bisa jadi permasalahan justru bertambah parah. Karena hubungan yang merenggang dan tiada kemauan untuk menyelesaikan konflik. Dalam kondisi ini, kepercayaan dan ikatan emosional bisa jadi rusak bahkan terputus.
Perilaku mendiamkan atau silent treatment dapat menimbulkan rasa cemas dan depresi bagi penerimanya. Karenanya, sangat dianjurkan untuk menghindari atau menanggulangi perlakuan tersebut.
Berikut ini penulis menyusun bagaimana cara menyikapi silent treatment agar tak menjadi berlarut-larut dan berdampak merusak kesehatan mental bagi penerimanya.
Kiat Mengatasi Silent Treatment
1. Kenali tanda-tanda bila seseorang sedang menerapkan silent treatment pada Anda.
Jika seseorang tidak ingin melihat, atau mendengar suara Anda, mengabaikan pembicaraan atau pesan, dan bahkan menghindari berpapasan, mungkin ia sedang menerapkan silent treatment dalam hubungan dengan Anda.
2. Cobalah mengambil waktu jeda untuk meredam ketegangan yang terasa ketika seseorang mendiamkan Anda.
Sedikit waktu ini sangat berguna agar masing-masing pihak dapat menenangkan diri sebelum melanjutkan komunikasi.
3. Cobalah memulai komunikasi dengan cara yang lembut.
Misalnya dengan memberikan kue berukuran kecil yang ia sukai, atau jus segar, teh hangat, atau pertolongan kecil yang ia butuhkan sebelum menyapanya.
4. Katakan apa yang Anda rasakan dengan terus terang.
Ucapkanlah apa yang menjadi isi pikiran dan perasaan Anda agar ia memahaminya. Dan, jangan lupa menanyakan bagaimana agar Anda dapat membuat situasi hubungan kalian menjadi lebih baik.
5. Redamlah emosi yang Anda rasakan.
Tanggapan yang akan Anda terima mungkin tidak selalu menyenangkan. Namun, sikap tenang dan sabar akan menjadi kunci agar segalanya membaik.
6. Mencari bantuan bila perlu.
Kadangkala silent treatment berlanjut dengan sikap yang dapat merugikan penerimanya. Jika demikian, Anda dapat mempertimbangkan untuk meminta bantuan kepada orang yang tepat agar siap mendukung Anda. Sahabat, keluarga, atau rekan kerja dapat menjadi pelindung yang Anda butuhkan dalam kondisi ini.
Silent Treatment Dapat Merugikan
Dari sudut pandang pelaku, seringkali silent treatment merupakan cara untuk menghukum orang yang tidak ia sukai. Dengan demikian, perilaku ini pun masuk ke dalam jenis kekerasan emosional. Dan dapat merusak harga diri penerimanya.
Beberapa Pelaku Silent Treatment Merupakan Penderita Gangguan Kesehatan Mental
Perilaku silent treatment perlu dipahami dengan cara berbeda, bila ternyata pelakunya mengidap depresi, atau borderline personality disorder. Dalam hal ini, kesabaran dan kepedulian kita sesungguhnya merupakan kebutuhan agar dapat mengatasi gangguan pikiran yang mereka derita.
Lain lagi bila pelaku silent treatment merupakan seseorang yang narsistik. Menghadapi sikapnya yang manipulatif tersebut, sangat penting untuk memberikan ketegasan dan jangan mudah terpancing. Bantuan profesional pun perlu jika perilaku tersebut Anda terima secara berulang.
Demikianlah mengenai perilaku mendiamkan atau sering disebut silent treatment. Jenis perilaku ini merupakan sebuah bentuk kekerasan emosional yang dapat merugikan dengan merusak harga diri penerimanya. Silent treatment sudah seharusnya tidak terjadi agar komunikasi dapat menjadi konstruktif dan menguntungkan pribadi-pribadi yang terlibat di dalamnya. (Pat)