TANGERANG | BD — Rumah Sakit Anak dan Ibu (RSAB) Harapan Kita diduga telantarkan pasien hingga meninggal dunia.
Inke Poerbawati meminta pertanggungjawaban RSAB Harapan Kita lantaran telah menelantarkan anaknya Mikhayla Azzalea Anjani, bayi berusia 3 bulan hingga meninggal dunia.
Inke menceritakan, pada 12 November 2022 dirinya bersalin di RSU Bhakti Asih dengan kondisi bayi mengalami kebocoran pada jantung.
Karena kondisi Bayi Mikhayla dalam keadaan buruk, lanjut Inke, dirinya dirujuk ke RSAB Harapan Kita, yang memiliki fasilitas lengkap.
“Bayi saya butuh penanganan khusus, saya tidak keberatan dirujuk. Apalagi, RSAB Harapan Kita itu rumah sakit tipe A dan khusus penanganan anak,” kata Inke kepada wartawan, pada Senin, 20 November 2023.
Pada 12 Desember 2022, kata Inke, Bayi Mikhayla mendapat penanganan pertama di RSAB Harapan Kita untuk pemeriksaan ‘down syndrom’. Selanjutnya, pada 26 Desember, Inke mendapat hasil pemeriksaan.
“Setelah periksa jantung anak saya dinyatakan ada 3 VSD (Defek Septum Ventrikel) dengan kebocoran 2 sentimeter,” terang Inke sambil menangis.
Setelah itu, Inke mengungkapkan, pihak RSAB Harapan Kita menjanjikan tindakan operasi jika Bayi Mikhayla bertambah berat badannya menjadi 5 kg.
“Bayi saya punya berat 3 kg, jadi pihak rumah sakit tidak berani operasi. Terus, saya ditangani dokter spesialis gizi,” ujarnya.
Sayangnya, sambung Inke, Bayi Mikhayla tidak kunjung dioperasi, padahal berat badannya sudah mencapai 5 kg.
“Bayi saya tidak jadi operasi jantung karena dalihnya (RSAB Harapan Kita) berubah lagi. Katanya, operasi baru bisa dilakukan nunggu 6 bulan lagi,” ucap Inke.
Walaupun sudah bertambah berat badan, tambah Inke, kondisi Bayi Mikhayla masih terlihat buruk. Lantaran, kata dia, tubuhnya masih membiru.
Selain itu, kata Inke, berdasarkan pemeriksaan kebocoran jantung Bayi Mikhayla bertambah besar menjadi 6 cm.
“Tapi kata dokter, bayi saya dalam keadaan sehat dan tidak perlu penanganan operasi,” ucap Inke.
Puncaknya, kata Inke, kesehatan Bayi Mikhayla kembali menurun pada 30 Maret 2023. Karena itu, Inke bergegas berobat di RS Sari Asih Ciledug.
“Anak saya sempat masuk ruang ICU. Tapi kemudian, anak saya meninggal setelah Azan Dzuhur, 31 Maret 2023,” pungkasnya.
Menanggapi permasalahan tersebut, Koordinator Dewan Pimpinan Daerah Indonesia Hebat Bersatu (DPD IBH), Agus Libra menyampaikan, pihaknya akan terus membela Ibu Mikhayla untuk mendapatkan keadilan.
Sementara ini, kata Agus, pihaknya sudah melayangkan surat kepada Direktur dan Manajemen RSAB Harapan Kita. Sayangnya, kata dia, surat tersebut tidak direspon.
Selain itu, tambah Agus, permasalahan itu sudah dilaporkan kepada Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dengan dugaan pelanggaran kode etik kedokteran.
“Akhirnya, KPAI mengundang kami dan pihak rumah sakit untuk duduk bersama. Tapi, kita kaget karena pihak KPAI seperti melindungi dan membela pihak RSAB Harapan Kita,” kata Agus dalam konferensi pers di depan Hall Puri Beta 2, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang, Banten.
Tidak sampai di situ, kata Agus, pihaknya telah melaporkan permasalahan tersebut kepada Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.
Dan terakhir, lanjut Agus, pihaknya sudah membuat laporan pengaduan ke Komisi IX DPR RI.
“Jika pergerakan ini tidak membuahkan hasil, kita akan melakukan aksi demonstrasi di depan Gedung DPR,” tegasnya. (Rls)
Tidak ada komentar