Jejak Paparan Radioaktif di Cikande: Waspadai Potensi Dampak Berbahaya Akibat Cemaran CS-137 Pada Pangan

waktu baca 3 menit
Rabu, 19 Nov 2025 14:34 10 Nazwa

KESEHATAN | BD – Sejak Agustus 2025, publik digemparkan oleh temuan kontaminasi material radioaktif Cesium-137 (Cs-137) yang bersumber dari Kawasan Industri Modern (KIM) Cikande, Kabupaten Serang, Banten. Kasus ini bukan hanya mengejutkan warga sekitar, tetapi juga mengguncang kepercayaan global terhadap keamanan ekspor pangan Indonesia. Dampaknya bukan semata lingkungan, tetapi juga menyentuh aspek paling vital: keamanan pangan dan kesehatan masyarakat.

Kronologi Kasus

Kasus ini mencuat setelah Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat mendeteksi kadar radioaktif yang melebihi ambang batas pada produk udang beku dari Indonesia. Zat radioaktif yang ditemukan adalah Cesium-137 (Cs-137), isotop buatan yang memancarkan radiasi beta dan gamma, dengan waktu paruh mencapai 30 tahun.

Temuan tersebut memaksa pemerintah Indonesia bergerak cepat. BAPETEN bersama KLHK, BRIN, KKP, dan sejumlah lembaga terkait melakukan investigasi mendalam. Hasil penyelidikan mengarah pada KIM Cikande sebagai sumber cemaran.

Bukti paling mencolok datang dari hasil uji laboratorium Kementerian Lingkungan Hidup (16/10), yang mencatat tingkat radiasi di area tersebut mencapai 33.000 mikrosievert per jam, atau sekitar 875.000 kali lebih tinggi dari radiasi alamiah normal. Angka ini menandakan tingkat kontaminasi yang ekstrem dan berbahaya.

Pemerintah kemudian menetapkan KIM Cikande sebagai status kejadian khusus cemaran radiasi Cs-137. Setidaknya sepuluh titik kontaminasi telah teridentifikasi, dengan seluruh aktivitas di kawasan tersebut kini diawasi ketat melalui sistem Radiation Portal Monitoring.

Apa Itu Cs-137?

Cesium-137 adalah isotop radioaktif buatan yang dihasilkan melalui reaksi fisi nuklir, umumnya dari aktivitas industri atau perangkat yang menggunakan sumber radiasi. Cs-137 memancarkan radiasi beta dan gamma yang mampu menembus jaringan tubuh dan material padat.

Dengan waktu paruh sekitar 30 tahun, zat ini dapat bertahan di lingkungan dalam waktu sangat lama. Lebih berbahaya lagi, Cs-137 bersifat mudah larut dalam air sehingga mampu menyebar melalui air tanah, sungai, hingga akhirnya masuk ke rantai pangan.

Paparan jangka panjang terhadap Cs-137 dapat menyebabkan:

  • Luka radiasi,
  • Kerusakan organ,
  • Gangguan genetik,
  • Peningkatan risiko kanker.

Dampak Cs-137 Terhadap Keamanan Pangan

Ketika tanah dan air terkontaminasi, Cs-137 dapat diserap oleh akar tanaman maupun organisme perairan seperti ikan dan udang—komoditas penting bagi masyarakat dan industri ekspor Indonesia. Dari sinilah Cs-137 mulai masuk ke rantai pangan dan akhirnya ke tubuh manusia.

Paparan radiasi gamma dari pangan yang terkontaminasi dapat merusak DNA dan jaringan tubuh. Jika dikonsumsi terus-menerus dalam jangka panjang, Cs-137 akan terakumulasi di jaringan otot dan jaringan lunak selama bertahun-tahun. ATSDR mencatat bahwa selama zat ini berada di dalam tubuh, radiasi akan dilepas sedikit demi sedikit, menciptakan dampak laten yang sangat berbahaya.

Risiko kesehatan yang dapat muncul antara lain:

  • Mutasi genetik,
  • Gangguan saraf,
  • Kerusakan jaringan dan organ,
  • Potensi kanker yang meningkat signifikan.

Karena itu, pengawasan terhadap cemaran radioaktif pada pangan harus dilakukan secara ketat, konsisten, dan berkelanjutan. Kasus Cikande memberikan pelajaran mahal bahwa keamanan pangan tidak bisa hanya mengandalkan prosedur standar, tetapi membutuhkan sistem pengawasan lintas sektor yang jauh lebih kokoh.

Referensi

BBC News Indonesia. 2025. ‘Alarm Keras’ radiasi Cesium 137 Mengapa pemerintah Indonesia baru bertindak setelah ada laporan dari AS?. https://www.bbc.com/indone sia/articles/cx2lmlx41020 [14 November 2025]

Humas UMS. 2025. Radiasi di Cikande Ancam Lingkungan dan Kesehatan, Guru Besar Teknik Kimia UMS Soroti Lemahnya Pengawasan Impor. https://news.ums.ac.id/id/11/2025/radiasi-di-cikande-ancam-lingkungan-dan-kesehatan-guru-besar-teknik-kimia-ums-soroti-lemahnya-pengawasan-impor/ [14 November 2025]

Agavi. 2025. Bahaya Radioaktif dalam Pangan: Mengenal Risiko Cesium-137 (Cs-137) dan Pentingnya Keamanan Pangan Terpadu. https://www.agavi.id/arti kel/bahaya-radioaktif-dalam-pangan-mengenal-risiko-cesium [14 November 2025]

BRIN. 2025. Atasi Pencemaran Radioaktif Sesium-137, BRIN Kembangkan Metode Fitoremediasi. https://www.brin.g o.id/news/118042/atasi-pencemaran-radioaktif-sesium-137-brin-kembangkan-metode-fitoremediasi [14 November 2025]

UNESA. 2025. Jejak Radioaktif di Cikande: Kronologi, Bahaya Cs-137, Korban, dan Penanganan. https://pendidikan-sains.fmipa.unesa.ac.id/post/jejak-radioaktif-di-cikande-kronologi-bahaya-cs-137-korban-dan-penanganan [14 November 2025]

Penulis: Aliza Zaharani
Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. (*)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA