Site icon BantenDaily

Jurus Jitu SMAN 27 Kabupaten Tangerang Dorong Minat Baca, Adaptasi Novel Jadi Film Pendek

Thoriq Fauzan dan Putri Nofita, pelajar kelas 12 IPA 4 SMA Negeri 27 Kabupaten Tangerang memerankan Minke dan Annelies Mellema, dua tokoh dalam novel Bumi Manusia karya Pramoedia Ananta Toer dalam film pendek besutan keduanya. Mereka mengadaptasi novel tersebut dan merangkum adegan-adegan pentingnya. (Foto : Istimewa)

KABUPATEN TANGERANG | BD — Membaca novel belum menjadi tradisi di kalangan pelajar di Indonesia. Berbagai inovasi pun terus dilakukan pengampu pelajaran bahasa Indonesia SMA Negeri 27 Kabupaten Tangerang untuk memotivasi anak didiknya, salah satunya dengan mengadaptasi novel sejarah menjadi film pendek.

Seperti yang dilakukan Thoriq Fauzan, pelajar kelas 12 IPA 4 SMA Negeri 27 Kabupaten Tangerang, dia mendapatkan tugas mengadaptasi novel sejarah berjudul Bumi Manusia karya Pramoedia Ananta Toer.

Dalam film pendek berdurasi 15 menit 26 detik itu, Thoriq dan Putri Nofita, teman sejawatnya, merangkum adegan-adegan penting Minke (tokoh pria dalam novel tersebut), Annelies Mellema (tokoh perempuan yang dicintai Minke), serta Nyai Ontosoroh (ibu Annelis), serta adegan tokoh-tokoh lainnya dalam novel pertama yang dikenal dengan tetralogi Pulau Buru tersebut.

Film pendek hasil karyanya, kemudian diputar di kelas saat sesi pembelajaran Bahasa Indonesia.

“Novel sejarah merupakan novel yang didasarkan pada fakta-fakta sejarah yang kemudian dikisahkan kembali dengan sudut pandang lain. Kami merangkum adegan-adegan penting dari novel Bumi Manusia,” ujar Thoriq, Senin, 30 Januari 2023.

Thoriq menjelaskan, langkah-langkah dalam membuat film pendek yang diadaptasi dari novel sejarah yaitu menentukan judul novel sejarah yang ingin diadaptasi, meringkas isi novel sejarah menjadi lebih singkat dengan mengambil adegan pentingnya saja, menulis naskah hasil dari ringkasan tersebut, menentukan peran-peran tiap siswa dalam pembuatan film, menentukan properti dan tempat syuting untuk pembuatan film pendek.

“Lalu kami mulai mengambil video sesuai dengan adegan yang ada di naskah, mengedit hasil video yang sudah direkam, dan video pun di burning ke dalam bentuk DVD,” tambahnya.

Sementara Putri Nofita yang merupakan teman sejawat Thoriq, menuturkan membuat film pendek lebih seru dan menarik karena ia dapat berekspresi dalam film tersebut dan dibuat secara bersama-sama dengan teman satu kelas.

“Membaca novel memanglah membosankan karena kita hanya membaca saja, tetapi jika dibuat berupa film pendek pembelajaran pasti akan menjadi sangat menyenangkan karena kita bisa merasakan langsung peran yang ada dalam novel sejarah tersebut,” katanya.

Metode mengadaptasi novel sejarah menjadi film pendek diakui Hifdatul Hayat, pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMAN 27 Kabupaten Tangerang tersebut menjadi metode yang sangat menarik, karena beberapa dari kalangan siswa banyak yang tidak suka membaca novel sejarah karena merasa jenuh dan bosan.

“Mengadaptasinya menjadi film pendek membuat penonton atau siswa tidak merasa jenuh dan bisa menikmati isi film pendek tersebut. Film dapat dibuat dengan durasi singkat dan mencakup semua bagian adegan penting yang ada pada novel,” katanya.

Sosok yang biasa disapa siswa Ibu Ifa itu menerangkan, menurut riset Worlds Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61).

Dari riset tersebut, diketahui bahwa tingkat minat membaca orang Indonesia sangat minim sekali. Oleh karena itu, pada pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA Negeri 27 Kabupaten Tangerang, para siswa diberi tugas secara per kelas oleh guru Bahasa Indonesia yang bernama Hifdatul Hayat atau biasa dipanggil Bu Ifa untuk membuat film pendek yang mengadaptasi dari sebuah novel sejarah.

Tugas tersebut bertujuan agar para siswa dapat memahami bagaimana cara membuat film yang diangkat dari sebuah novel, dan mempermudah para siswa untuk mempelajari serta memahami struktur novel sejarah dari film pendek yang dibuat dengan durasi singkat yang dapat kita akses dengan mudah melalui Smartphone.

“Membuat film pendek yang diadaptasi dari novel sejarah merupakan salah satu solusi yang efektif dari permasalahan siswa yang jenuh dan merasa bosan dalam membaca novel, serta mempermudah siswa untuk memahami struktur novel sejarah beserta contohnya dari novel yang dijadikan film pendek tersebut,” pungkasnya. (Red)

Exit mobile version