Kebersamaan Andra Soni dalam Mumuluk Bareng di Seba Baduy

waktu baca 2 menit
Minggu, 4 Mei 2025 16:00 83 Nazwa

BANTEN | BD – Dalam kegiatan Seba Baduy tahun 2025, untuk pertama kalinya digelar sebuah acara bernama Mumuluk Bareng yang melibatkan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Banten, Tinawati Andra Soni, bersama Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten, Lukman. Sepanjang sejarah Seba Baduy, belum pernah ada tradisi seperti ini sebelumnya.

Mumuluk Bareng menjadi simbol ikatan dan kebersamaan antara Bapak Gede dengan komunitas Baduy. Pada kesempatan tersebut, Andra Soni menikmati hidangan khas yang disediakan oleh masyarakat Baduy, berupa laksa dan sayur yang bahan utamanya adalah umbut rotan muda. Laksa sendiri merupakan makanan hasil fermentasi tepung beras. “Saya merasa istimewa dapat ikut menikmati laksa dan sayur umbut yang hanya disediakan untuk Bapak Gede dalam acara Mumuluk Bareng ini,” ujar Andra Soni.

Setelah menikmati makan bersama, Andra Soni dan Tinawati Andra Soni mengantar rombongan masyarakat Baduy dari Gerbang Gedung Negara Provinsi Banten menuju Pendopo Kabupaten Serang untuk melaksanakan Seba Panungtung. Selama perpisahan, warga Baduy pun secara bergantian menyampaikan salam dan berjabat tangan dengan kedua tokoh tersebut.

Dalam peringatan Seba Baduy kali ini, masyarakat Baduy menyampaikan harapan agar pemerintah dapat melakukan perbaikan jalan sebagai akses mereka. Andra Soni berjanji untuk mendukung dan merealisasikan permintaan tersebut demi kemajuan masyarakat Baduy.

Meski suasana perayaan sangat semarak, Andra Soni mengingatkan bahwa Seba Baduy bukan hanya sebuah acara yang sekadar dinikmati sebagai hiburan, melainkan sebuah ajaran dan pelajaran berharga. “Seba Baduy bukan sekadar pemandangan, tetapi sarana pembelajaran bagi kita semua,” tuturnya. Ia menegaskan bahwa masyarakat Baduy menjadi contoh bagi banyak pihak dalam menjaga adat serta kelestarian lingkungan mereka.

Pendapat yang sejalan juga disampaikan oleh Lukman, yang mengatakan bahwa prosesi Seba Baduy berlangsung dengan penuh rasa sakral dan bermakna. “Kesakralan Seba ke Bapak Gede sangat terasa dan menjadi sumber inspirasi bagi kita semua,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa banyak nilai filosofis dalam Seba Baduy yang dapat dijadikan panduan dalam kehidupan bermasyarakat. (*)

2 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA