Kurikulum Puasa Nabi Daud Dalam Meraih Keberkahan

waktu baca 4 menit
Kamis, 31 Agu 2023 15:05 193 Redaksi

OPINI | BD — Tujuan kehidupan manusia harus jelas dan terarah mengacuh kepada Al Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad SAW. Semua visi dan misi kehidupan dideskripsikan dengan amalan kebaikan, baik terhadap Allah maupun kepada sesama manusia.

Bekal untuk menghadap Allah harus dipersiapkan, tentunya ada yang dengan jalan sedekah, ketika ada manusia yang tak mau berbagi maka hadirkan sedekah sebagai amalan kebaikan apapun sedekah yang kita bisa. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda barangsiapa yang tidak bisa berbagi kepada sesama berarti tanda tidak bisa bersyukur kepada Allah SWT, ketika orang lain kenyang maka usahakan berpuasa sebagai amalan bekal pulang, dan ketika orang lain pada saat malam tidur begitu pulas maka sempatkan untuk bangun malam salat tahajud.

Puasa sebagai amalan untuk bekal menghadap Allah, salah satunya adalah puasa Nabi Daud. Puasa Daud merupakan puasa yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW selain puasa sunah lainnya. Puasa sunah yang paling utama dan memiliki keutamaan serta dicintai oleh Allah. Sebagaimana dalam hadits Nabi Muhammad SAW yang artinya : Puasa yang paling dicintai oleh Allah adalah Puasa Nabi Daud, dan salat yang paling dicintai Allah adalah salat Nabi Daud. Nabi Daud tidur setengah malam, bangun sepertiga malam dan berpuasa satu hari dan berbuka satu hari. (HR. Bukhari Muslim).

Dr. Zulkifli, MA bersama putranya. (Foto : Istimewa)

Di dalam hadits yang lain Nabi bersabda yang artinya : Tidak ada puasa yang lebih afdhal dari puasa daud, puasa daud berarti sudah berpuasa separuh tahun karena sehari berpuasa dan sehari tidak berpuasa. (HR. Bukhari Muslim).

Belajar dari pengalaman seorang loper koran yang mengamalkan salat malam dan puasa daud, kehidupannya menjadi berkah.

Sejak SMA, loper koran tersebut menjalankan puasa daud, Jalan Meruya sampai Jalan Perjuangan Kebon Jeruk merupakan saksi bisu perjalanan loper koran tersebut saat mengayuh sepedanya. Dia berprinsip kesuksesan diraih dari sebuah proses, juga firman Allah yang menguatkan mental dan jiwanya. Allah berfirman yang artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib manusia kecuali dia sendiri yang merubahnya.

Dengan penghasilan Rp300 ribu sebulan bisa disisihkan untuk orangtuanya dan memaksakan melanjutkan kuliah di salah satu perguruan tinggi di Jakarta akhirnya terselesaikan dalam 3 tahun setengah. Keberkahan hidup dan ketenangan jiwa terlatih dengan puasa daud dan salat malam.

Mengutip perkataan Imam Al Ghazali tentang berkah, bertambahnya kebaikan dan dekat dengan sang pencipta. Berkah memiliki arti segala sesuatu yang banyak dan berlimpah.

Keberkahan puasa daud mendatangkan keberkahan segala-galanya. Sambil berkuliah dan menjajakan koran dari pintu ke pintu rumah dan private di komplek perumahan dengan membawa harapan untuk bertekad melanjutkan kuliah S2 di Jakarta. Walau keadaan serba seadanya dan tinggal di masjid seakan-akan jalan menuju keberhasilan.

Dalam 2 tahun Allah izinkan bisa menyelesaikan kuliah dan Allah datangkan rizki yang lain yaitu Istri yang Allah pilihkan terbaik. Segala doa yang diinginkan Allah kabulkan . Sampai pada akhirnya sudah berumah tangga tetap konsisten dan istiqomah berpuasa daud dan Allah izinkan untuk Kuliah S3 di perguruan tinggi Negeri di Bandung Alhamdulillah semua Allah mudahkan.

Dr. Zulkifli, MA bersama putranya. (Foto : Istimewa)

Keberhasilan berbanding lurus dengan kedekatan seorang hamba dengan pencipta. Sebagaimana Allah berfirman Surat 2 ayat 152 yang artinya : Jika manusia dekat dengan Allah perintahnya dijalankan apa yang diminta oleh hambanya pasti dikabulkan dan perbanyaklah bersyukur dengan apa yang Allah berikan.

Pada akhirnya Allah angkat derajat loper koran tersebut menjadi pengajar di sebuah perguruan tinggi di Tangerang dan Jakarta.

Indikator keberkahan didapat oleh manusia :
1. Ketika dekat dengan Allah, dalam kondisi sulit dan bahagia, selalu Allah tempat bergantung.
2. Istiqomahkan bekal hidup untuk dibawa menghadap Allah dengan yang kita bisa dan membiasakan diri salat malam, puasa atau sedekah.
3. Bersyukur dan bersabar dalam kondisi apapun
4. Berikhtiar dan tawakal kepada Allah SWT.

Semoga kita mampu membawa bekal menghadap Allah dengan keistiqomahan. Wallaahu A’lam bishawwab.

Penulis : Dr. Zulkifli, MA
Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Tangerang

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA