Site icon BantenDaily

Mahasiswa Desak Prabowo Hentikan Program Makan Bergizi Gratis

Mahasiswa dari SEMMI mendesak Presiden Prabowo untuk menghentikan Program Makan Bergizi Gratis yang dianggap tidak efektif.

Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) Cabang Kota dan Kabupaten Tangerang mengevaluasi jelang 100 hari pemerintahan Prabowo-Gibran, serta mengajukan lima tuntutan, Minggu, 19 Januari 2025. (Foto: Ist)

TANGERANG | BD — Mahasiswa dari Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) cabang Kota dan Kabupaten Tangerang mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk menghentikan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dinilai tidak efektif dan justru membebani rakyat. Dalam pandangan mereka, program ini tidak hanya gagal memenuhi tujuan utamanya, tetapi juga berpotensi membebani masyarakat.

Ketua Umum SEMMI Indri Damayanti mengatakan, argumentasi ini didasarkan pada fakta bahwa program MBG membutuhkan pembiayaan yang sangat besar, sehingga muncul berbagai wacana untuk menggunakan sumber pembiayaan yang berasal dari masyarakat, salah satunya zakat.

“Terjadi berbagai keluhan juga, MBG ternyata makanannya disinyalir tidak memenuhi standar gizi, porsinya sedikit, bahkan siswa yang mengeluh pun tidak mendapatkan respon yang baik,” ungkapnya, Minggu, 19 Januari 2025.

Desakan SEMMI tersebut, tertuang dalam lima tuntutan mahasiswa kepada Prabowo-Gibran yang mereka labeli “Sila Siasat Sesat Rezim”. Mereka menyerukan pentingnya evaluasi terhadap kebijakan yang dijalankan pemerintahan Prabowo-Gibran jelang 100 hari kinerjanya.

Aditya Nugraha, Sekretaris Umum SEMMI Tangerang, menegaskan bahwa banyak kejanggalan dan kecacatan yang ditemukan selama pelaksanaan program, mulai dari pembabatan hutan dan tanah adat untuk swasembada pangan hingga maraknya kasus hukum yang melibatkan pejabat dan pengusaha.

Aditya juga menyayangkan bahwa di awal kepemimpinan, Prabowo dan Gibran menghadirkan kebijakan yang kontroversial di tengah kondisi keuangan negara yang tidak stabil. “Ini adalah akibat dari janji kampanye untuk meraih kekuasaan, yang pada akhirnya mengorbankan rakyat,” jelasnya kepada wartawan.

Indri Damayanthi, menambahkan bahwa terdapat lima tuntutan yang mereka ajukan sebagai bagian dari ‘Sila Siasat Sesat Rezim’, antara lain:

1. Stop Program Makan Bergizi Gratis (MBG): Program ini dianggap membebani rakyat dan tidak memberikan dampak positif pada pembangunan sumber daya manusia serta perekonomian regional.

2. Realisasi Program 22 Ribu Sekolah: Mendesak Presiden Prabowo dan Wakilnya untuk segera merealisasikan program ini yang hingga saat ini belum jelas pelaksanaannya.

3. Hentikan Pembabatan Hutan: Mendesak untuk menghentikan pembabatan hutan lindung dan produktif yang merusak ekologi demi program swasembada pangan yang tidak tepat sasaran.

4. Kejelasan Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis: Mendesak untuk memberikan kejelasan mengenai program pemeriksaan kesehatan gratis yang tidak pernah tersampaikan kepada masyarakat, khususnya yang berstatus ekonomi rendah.

5. Penguatan Sistem Hukum: Mendesak untuk memperkuat sistem hukum di Indonesia dan memberantas mafia yang merugikan negara dan rakyat.

Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia Cabang Kota dan Kabupaten Tangerang mengajak mahasiswa dan masyarakat untuk bersama-sama memberikan pencerahan dan evaluasi terhadap 100 hari pemerintahan Prabowo-Gibran yang akan datang, serta menyoroti pentingnya menghindari siasat-siasat yang tidak berpihak pada kepentingan rakyat. (*)

Exit mobile version