INTERNASIONAL | BD – Saat Aceh ditimpa musibah tsunami tahun 2004, bagian dunia lain yakni Sri Lanka dan India juga terkena sapuan ombak besar. Saat itu terdapat orang-orang yang menyaksikan berbagai tingkah laku binatang yang ketakutan sebelum ombak tsunami menyapu segalanya.
Beberapa orang yang menyaksikan kejadian tersebut menceritakan pengalaman-pengalaman unik mereka terkait binatang-binatang yang berlarian sebelum bencana menerpa. Sedangkan mereka sendiri tak mengetahui apa arti tingkah laku tersebut.
Di pesisir Sri Lanka dan India, gajah-gajah berlarian dan mengeluarkan suara yang cukup kencang menuju ke tempat yang tinggi. Burung-burung flamingo beterbangan meninggalkan sarangnya. Dan satwa-satwa kebun binatang masuk ke dalam kandangnya tanpa mau dibujuk untuk keluar.Dan terdapat banyak anjing yang tak mau keluar rumah.
Lalu, tsunami yang sama mendatangi Aceh, Sri Lanka, dan India. Yala National Park di Patanangala kehilangan banyak warganya, sama dengan yang terjadi di Aceh maupun India.
Namun, hanya 2 ekor banteng yang ditemukan mati terseret arus ombak tsunami. Lainnya, selamat dengan berlindung secara ajaib di tempat yang lebih tinggi. Kejadian unik ini diceritakan oleh Ravi Corea, presiden direktur dari Sri Lanka Wildlife Conservatory Society. Ravi juga menceritakan bahwa ratusan gajah, macan tutul, dan berbagai binatang liar lainnya.
Hal ini seakan menunjukkan kemampuan binatang-binatang tersebut dalam menyadari datangnya bencana alam dalam waktu yang cukup jauh bagi mereka sehingga dapat menyelamatkan diri.
Direktur Ilmu Pengetahuan dan Eksplorasi Kebun Binatang Bronx di New York, AS, Alan Rabinowitz, mengatakan bahwa gempa menimbulkan getaran halus di tanah dan di air. Sedangkan badai atau angin kencang memberikan peringatan dengan adanya gelombang elektromagnetik di udara. Dan rupanya getaran atau gelombang inilah yang dapat dirasakan para binatang tersebut sebelum lari menyelamatkan dirinya.
Indra pendengaran binatang jauh lebih tajam dibanding manusia menyebabkan mereka dapat mendengar dan merasakan apa yang tidak dapat didengar atau dirasakan oleh manusia. Hal ini diiyakan oleh pengamat lingkungan dan perilaku satwa liar.
“Beberapa binatang memiliki indera penciuman dan pendengaran yang peka sehingga bisa tahu sesuatu yang buruk akan terjadi, jauh sebelum manusia tahu,” kata Alan Rabinowitz.
Alan Rabinowitz juga mengatakan sebenarnya manusia memiliki naluri yang sama dengan binatang terkait kepekaan akan getaran dan pendengaran. Namun, teknologi yang semakin maju di tanga manusia justru membuat manusia itu sendiri kehilangan kepekaan karena telah terlalu lama bergantung pada segala teknologi yang ia punya.
Seorang ahli geofisika, Andy Michael, mengatakan berbeda dengan manusia, binatang mempunyai kesempatan lebih banyak untuk mempertajam kepekaan dalam berburu makanan dan mempertahankan wilayah mereka dari predator dan binatang lain. Bahkan mereka menggunakan kepekaan tersebut untuk mencari pasangan.