OPINI | BD – Dalam konteks sosial, pemahaman tentang gender dan keadilan menjadi sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang adil dan setara. Gender, sebagaimana diungkapkan oleh Muhtar (2002), adalah jenis kelamin sosial yang menentukan peran individu dalam masyarakat berdasarkan konstruksi sosial dan kultural. Sementara itu, Fakih (2008) menegaskan bahwa gender adalah sifat yang melekat pada laki-laki dan perempuan, yang dibentuk oleh norma-norma sosial. Pembedaan antara gender dan seks, yang pertama kali diusulkan oleh Oakley, menunjukkan bahwa gender lebih berkaitan dengan peran dan karakter yang dibentuk oleh masyarakat, sedangkan seks merujuk pada perbedaan biologis yang bersifat permanen.
Penting untuk dicatat bahwa pandangan masyarakat terhadap gender sering kali menciptakan stereotip yang merugikan, di mana perempuan dianggap lemah dan emosional, sementara laki-laki dianggap kuat dan rasional. Stereotip ini tidak hanya membatasi individu dalam mengekspresikan diri, tetapi juga menciptakan ketidakadilan yang mendalam dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, pekerjaan, dan politik.
Keadilan gender sering kali menjadi alasan untuk menyoroti ketimpangan yang ada dalam masyarakat. Diskriminasi terhadap perempuan masih sangat nyata, terutama dalam konteks budaya patriarki yang mendominasi tatanan sosial di Indonesia. Budaya ini mengajarkan bahwa laki-laki adalah pihak yang berkuasa, sementara perempuan sering kali diposisikan sebagai objek yang harus dilindungi atau dieksploitasi. Hal ini menciptakan ketidakadilan yang meluas, tidak hanya dalam keluarga, tetapi juga dalam pendidikan, budaya, dan politik.
Namun, ada harapan. Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran akan pentingnya kesetaraan gender dalam pendidikan telah meningkat. Masyarakat mulai menyadari bahwa pendidikan adalah investasi yang penting, tanpa memandang jenis kelamin. Banyak orang tua kini mendukung anak perempuan mereka untuk mengejar pendidikan setinggi-tingginya, sebuah langkah positif menuju kesetaraan.
Di sisi lain, meskipun ada kemajuan, diskriminasi gender masih ada, terutama di kalangan keluarga miskin. Banyak orang tua masih beranggapan bahwa perempuan tidak perlu mendapatkan pendidikan tinggi dan lebih baik dinikahkan atau bekerja di sektor informal. Hal ini menciptakan siklus ketidakadilan yang sulit diputus. Dalam dunia pendidikan, bias gender juga terlihat jelas, seperti dalam representasi gambar dan narasi yang sering kali menempatkan laki-laki dalam posisi yang lebih dominan.
Fathurahman (Foto: Dok. Pribadi)
Kesetaraan gender bukan hanya tentang memberikan hak yang sama, tetapi juga tentang menciptakan kondisi yang memungkinkan perempuan dan laki-laki untuk berpartisipasi secara setara dalam semua aspek kehidupan. Kesetaraan gender harus menjadi prinsip dasar dalam pembangunan sosial, politik, dan ekonomi. Gerakan feminisme, yang menuntut persamaan hak antara perempuan dan laki-laki, menjadi salah satu upaya untuk mengatasi ketidakadilan ini.
M. Nazihul Ulumul Haq (Foto: Dok. Pribadi)
Dalam kesimpulannya, untuk mencapai keadilan gender, kita perlu mengubah cara pandang masyarakat terhadap peran dan hak perempuan dan laki-laki. Pendidikan, kesadaran, dan tindakan kolektif adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang adil dan setara. Kita harus berkomitmen untuk menghapuskan stereotip dan diskriminasi, serta memastikan bahwa setiap individu, tanpa memandang jenis kelamin, memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkontribusi dalam masyarakat. Hanya dengan cara ini kita dapat mewujudkan keadilan gender yang sesungguhnya.
Penulis: Fathurahman dan M. Nazihul Ulumul Haq, mahasiswa Program Studi KPI, UIN Siber Syekh Nujati. (*)
2 bulan lalu
[…] Penulis: Sabilla Musakina dan Tri Farhatul Jannah. Mahasiswa UIN Siber Syekh Nurjati, Cirebon. (*) […]
2 bulan lalu
[…] Jambe Antusias Ikut Program Gerebek Posyandu: Bersama-sama Mencegah Stunting! 18 menit lalu Mengenal Konsep Keadilan dan Gender dalam Masyarakat: Sebuah Tinjauan Kritis 32 menit lalu Evolusi Dunia Modifikasi Motor di Indonesia yang Kian Mendunia 2 jam lalu […]