PANDEGLANG | BD – Sosok Muhammad Rihabulloh atau akrab disapa Gus Rihab. Pemuda kelahiran Jakarta tanggal 21 Maret 1999 ini berencana akan mencalonkan diri dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk DPR RI di Dapil Pandeglang-Lebak.
Gus Rihab diketahui tumbuh dan dididik dalam lingkungan keluarga pesantren di Pondok Pesantren Al-Kenaniyah yang terletak di Pulonangka Barat, Bekasi, Jawa Barat.
Muhammad Rihabulloh adalah anak ketujuh dari pasangan pengasuh pesantren yang bernama KH. Hambali Ilyas dan Ibu Nyai Zakiah Aziz Amin. Ia juga merupakan cucu dari tokoh Betawi, KH. Ilyas Kenan.
Muhammad Rihabulloh atau Gus Rihab, mulai mengenyam pendidikan dasar di SDI Al Azhar, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Gus Rihab memiliki ketertarikan dan sangat antusias untuk mempelajari sastra Arab mulai dari kelas 5 SD.
Setelah lulus SD, Gus Rihab melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur, sambil bersekolah di SMP dan SMA Abdul Wahid Hasyim.
Gus Rihab menimba ilmu-ilmu agama khas ahlu sunnah wal jama’ah dengan metode tradisional pesantren salaf.
Gus Rihab bercerita pengalamannya berguru kepada KH. Ishaq Latief dalam ilmu tasawuf dan akhlak, mulai dari Kitab Adabul ‘Alim wal Muta’alim milik Hadrotusyech Hasyim Asy’ari sampai Kitab Adabuddunnya wa Din milik Imam Al-Mawardi.
Dalam ilmu hadis, Gus Rihab berguru kepada KH. Habib Ahmad. Dimulai dengan Kitab Riyadhus Sholihin Imam Nawawi sampai dengan Kitab Bukhori dan Muslim.
Hasil konsistensi dalam belajar yang diiringi do’a orang tua dan guru menganugerahkan Gus Rihab sebuah ijazah sanad Hadis Bukhori dan Muslim yang bersambung kepada KH. Idris Kamali lalu kepada Hadrotusyech Hasyim Asy’ari sampai Imam Bukhori dan Imam Muslim.
Sebagai pemuda yang haus akan ilmu, Gus Rihab terus belajar dan melanjutkan pendidikannya. Selanjutnya dengan KH. Kamuli Khudlori, Gus Rihab mengambil ilmu sastra bahasa Arab atau dikenal dengan ilmu nahwu dan shorof dari Kitab Muttammimah Al-Jurumiyah sampai dengan Alfiyah Ibnu Malik.
Selain itu, Gus Rihab mengisi waktu di pondok pesantren dengan banyak pengajian lain, seperti pengajian KH. Musta’in Syafi’i, dan KH. Syakir Ridwan dalam ilmu tafsir.
Gus Rihab juga berguru kepada Ustadz Najib Muhammad. Ia mengaji kitab-kitab hadis Imam Nawawi, serta kitab fikih seperti Tafsir Ahkam dan Kitab Al Mulhazab Imam Syafi’i. Serta masih banyak pengajian yang diikuti Gus Rihab bersama dengan para masyaikh Tebuireng selama 6 tahun mengenyam pendidikan di sana.
Selesai masa pendidikan SMA dan pondok pesantren di Tebuireng, Gus Rihab melanjutkan kuliah S1 di University of Sussex, Brighton, United Kingdom dengan jurusan International Relations. Semasa kuliah ia aktif berorganisasi, dan turut menjadi pembentuk Indonesian Society di Sussex University.
Pada semester akhir, dengan bimbingan dosen pembimbing Mathew Ford, Gus Rihab menyelesaikan disertasi dalam bidang politik militer dengan judul “Keseimbangan Politik atas Dampak Kepemilikan Senjata Nuklir, dan Tantangan Baru Pertahanan dengan Ditemukannya Senjata Berbasis AI”.
Ketika melanjutkan S2 dalam dua jurusan sekaligus, yakni Ilmu Politik dan Bisnis Internasional, Gus Rihab menyelesaikan pendidikan melalui tesis berjudul “Pembentukan Aliansi di Timur Tengah dan Pengaruh Kekuatan Industri Minyak di Daerah Tersebut” pada tahun 2022. Gus Rihab menempuh pendidikan S2 di Queen Mary University of London, United Kingdom.
Pada tahun 2022, Gus Rihab pulang ke Indonesia dan kembali mengajar di Pondok Pesantren Al-Kenaniyah khususnya dalam bidang tasawuf, tafsir, dan sastra Arab.
Beberapa bulan setelah kepulangannya dari London, Gus Rihab dipercaya sebagai tenaga ahli anggota DPR RI Komisi I Bidang Pertahanan dan Luar Negeri.
Gus Rihab hingga kini masih aktif mengajar di dalam pondok pesantren maupun di luar pesantren. Ia juga tetap melanjutkan kebiasaannya menuntut ilmu dan mengaji, dan kali ini ia aktif berguru kepada KH. Sa’id Aqil Siroj di Pondok Pesantren Ast-Tsaqofah, Jakarta.
Melihat rekam jejak pendidikan dan kehidupan sosialnya, Gus Rihab terlihat memiliki hubungan baik dengan berbagai golongan masyarakat. Sosoknya dikenal aktif dan dinamis dalam pergaulan dengan setiap segmen lapisan sosial.
Gus Rihab berteman dengan banyak orang dan mampu bergaul dan menyesuaikan tempat. Kadang ia hampir tidak terlihat sebagai santri, saat sedang di luar pesantren.
Namun saat aktivitasnya di pesantren yang hingga kini tidak pernah dia tinggalkan, tentu siapapun akan menilai Gus Rihab adalah sosok pemuda energik, santri yang intelektual dan rendah hati.(Iman)