Penyerahan buku pendiri Mathla’ul Anwar dari Ketua Umum PBMA KH Embay Mulya Syarief (ketiga, kanan) kepada Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara (keempat, kiri) di kediaman Ketua Umum PBMA di Serang Banten, Kamis 11 September 2025 (Foto: Humas PBMA)SERANG | BD – Menteri Transmigrasi RI, Dr. Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara, melakukan silaturahmi dengan Ketua Umum Pengurus Besar Mathla’ul Anwar (PBMA), KH Embay Mulya Syarief, di Serang, Banten, Kamis (11/9/2025).
Dalam siaran pers PBMA yang dirilis pada Jumat (12/9/2025), pertemuan tersebut berlangsung dalam suasana akrab. Menteri Iftitah menyampaikan komitmennya untuk turut memperkuat peran Mathla’ul Anwar dalam pembangunan bangsa, khususnya di bidang pendidikan dan sosial.
Putra daerah Pandeglang yang juga anak dari almarhum HMD Amin, Camat Menes periode 1972–1974 itu, menegaskan apresiasinya terhadap peran besar Mathla’ul Anwar dalam pendidikan, dakwah, dan kegiatan sosial sejak berdiri pada 1916.
Pada kesempatan itu, ia juga menjelaskan arah kebijakan transmigrasi yang kini tidak lagi sebatas memindahkan penduduk, tetapi berfokus pada pemerataan pertumbuhan dengan pembangunan pusat-pusat ekonomi dan pendidikan. “Harapannya, kualitas hidup masyarakat di wilayah transmigrasi meningkat, termasuk melalui keberadaan perguruan tinggi,” ujarnya.
Menteri Iftitah turut mengenang kunjungannya ke Universitas Mathla’ul Anwar (UNMA) Banten pada 1999, ketika dirinya hadir dalam kegiatan kemahasiswaan bersama almarhum Ekky Syahruddin, tokoh gerakan 1966. Menurutnya, pengalaman tersebut mempererat hubungan emosional dengan Mathla’ul Anwar.
Sementara itu, KH Embay Mulya Syarief menegaskan bahwa Mathla’ul Anwar adalah milik umat, bukan individu, dan terbuka bagi siapa pun yang ingin berjuang bersama. Hal senada disampaikan Ketua Majelis Amanah PBMA KH Sadeli Karim, yang menekankan semangat keterbukaan sejak organisasi ini berdiri pada 10 Juli 1916.
Wakil Ketua Majelis Amanah PBMA, Prof. Saiful Mujani, menambahkan bahwa visi Menteri Iftitah memiliki banyak kesamaan dengan nilai-nilai Mathla’ul Anwar. Ia menilai kepedulian Menteri Transmigrasi menjadi bukti pengakuan terhadap peran ormas Islam tersebut sebagai wadah inklusif dalam pendidikan, dakwah, dan pelayanan sosial.
Pertemuan itu juga dihadiri sejumlah pengurus PBMA, antara lain Dr. Ali Nurdin, Drs. Moh Babay Sujawandi, dan Drs. H. Mohammad Zen. Acara ditutup dengan penyerahan buku sejarah pendiri Mathla’ul Anwar kepada Menteri Iftitah, disertai doa bersama agar kerja sama antara pemerintah dan Mathla’ul Anwar semakin membawa manfaat bagi umat, bangsa, dan negara.
Saat ini, Mathla’ul Anwar yang berpusat di Pandeglang, Banten, telah memiliki perwakilan di 32 provinsi, termasuk di Kalimantan Barat dan Papua. Ormas Islam tersebut mengelola sekitar 2.000 lembaga pendidikan dari tingkat dasar, menengah, hingga perguruan tinggi, termasuk Universitas Mathla’ul Anwar (UNMA) Banten. (*)
Tidak ada komentar