Site icon BantenDaily

Pedagang Material di Tangsel Kelimpungan, Kebijakan KDM Tutup Tambang Picu Kelangkaan Batu

Penutupan tambang di Bogor bikin stok batu di Tangsel langka. Harga material naik dua kali lipat dan proyek ikut terhambat.

Pemilik toko material di Pamulang, Rifai, menunjukkan stok bahan bangunan yang mulai menipis akibat penutupan sejumlah tambang di wilayah Bogor. (Foto: Ist)

KOTA TANGSEL | BD — Penutupan tambang di Parung Panjang oleh KDM (Kang Dedi Mulyadi) menimbulkan dampak serius terhadap pasokan material bangunan di kawasan Tangerang Selatan (Tangsel). Para pedagang material kini kelimpungan akibat kelangkaan batu yang berimbas pada lonjakan harga hingga dua kali lipat.

Salah satu pemilik toko material di Pamulang, Rifai, mengaku kesulitan mendapatkan suplai batu belah, batu koral, dan batu split sejak kebijakan tersebut diberlakukan. Ia menyebut, sudah lebih dari sebulan pasokan material mengalami gangguan parah.

“Sudah ada sebulan lebih sejak kebijakan KDM menutup tambang-tambang di Parung Panjang. Sejak itu, barang jadi susah banget,” ujar Rifai, Kamis (6/11/2025).

Ia menuturkan, setelah tambang di Parung Panjang berhenti beroperasi, dirinya mencoba mencari pasokan dari wilayah lain seperti Banten dan Cilegon. Namun, upaya tersebut belum sepenuhnya efektif karena adanya pembatasan jam operasional dan pengiriman yang tidak lancar.

“Sekarang saya ngambil dari Cilegon, tapi itu juga dibatasi jam malam. Jadi nggak bisa bebas kirim kayak dulu. Pengirimannya pun tersendat,” jelasnya.

Kondisi ini membuat stok di berbagai depo dan toko material semakin menipis. Rifai mengungkapkan, penurunan pasokan mencapai 80 hingga 90 persen, dan barang yang tersisa di pasaran dijual dengan harga jauh lebih tinggi dari biasanya.

“Di mana-mana nggak ada barang. Bingung juga mau ngambil dari mana. Kalaupun ada, harganya mahal banget,” keluhnya.

Lonjakan harga batu juga sangat terasa. Jika sebelumnya satu truk batu belah dijual sekitar Rp1,7 juta hingga Rp1,8 juta, kini harga tersebut melambung hingga Rp3,5 juta per truk.

“Sekarang harganya bisa dua kali lipat dari normal. Dan pengiriman pun susah, dua minggu belum tentu datang,” ungkap Rifai.

Ia berharap pemerintah dapat segera meninjau ulang kebijakan penutupan tambang tersebut agar pasokan material bisa kembali stabil. Rifai menilai, keputusan KDM menutup sekitar 25 tambang di Bogor telah menimbulkan efek berantai terhadap sektor konstruksi di Jabodetabek.

“Kalau tambang-tambang itu masih ditutup, proyek-proyek bisa terganggu. Jadi semoga pemerintah bisa segera membuka kembali izinnya,” pungkasnya. (Idris Ibrahim)

Exit mobile version