KESEHATAN | BD – Pertimbangan pemerintah untuk memasukkan daun kelor sebagai pengganti susu ke dalam Program Makanan Bergizi Gratis menuai pro kontra di kalangan masyarakat luas Indonesia akhir-akhir ini. Pasalnya, masih banyak yang meragukan bahwa daun kelor dapat menggantikan kandungan gizi susu.
Program Makanan Bergizi Gratis merupakan salah satu gagasan pemerintah RI untuk menanggulangi gizi buruk. Ini terutama tertuju pada wilayah-wilayah yang memiliki data adanya stunting yang cukup tinggi. Salah satu hal penting dalam program ini adalah menyediakan makanan tinggi nutrisi, termasuk protein.
Salah satu kebijakan dalam program tersebut adalah memasukkan daun kelor sebagai pengganti susu. Daun dari pohon kelor, atau bernama latin Moringa oleifera, disebut-sebut mengandung jumlah nutrisi yang dapat melampaui kandungan nutrisi dalam susu dan berbagai bahan makanan lainnya.
Selain itu, terdapat pertimbangan lainnya yang menjadikan daun kelor tampak ideal masuk ke dalam menu Program Makanan Bergizi Gratis yang direncanakan oleh pemerintah. Seperti tersusun dalam poin-poin berikut ini:
Daun kelor merupakan bahan makanan yang sering tersedia di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Sayuran daun ini juga sangat mudah dibudidayakan dan dimanfaatkan. Berbagai daerah bahkan telah lama menggunakan daun kelor sebagai sayur yang lezat dan bergizi.
Dengan demikian, pemerintah melihat daun kelor berpotensi menjadi salah satu komoditi pangan berkelanjutan. Sehingga dapat sekaligus mengangkat ekonomi masyarakat lokal dan membuka lapangan kerja.
Telah lama masyarakat dunia mengetahui bahwa daun kelor sesungguhnya adalah “superfood“. Salah satunya karena berbagai penelitian yang menunjukkan kayanya nutrisi dalam daun kelor.
Misalnya kandungan berbagai mineral yang cukup lengkap, yakni kalium, kalsium, fosfor, ferum, dan magnesium. Juga berbagai vitamin, mulai dari vitamin B kompleks, A, E, K, dan C. Serta protein dan serat yang dibutuhkan tubuh.
Jumlah kandungan beberapa dari nutrisi tersebut di dalam daun kelor pun melampaui yang terkandung dalam susu, seperti vitamin A dan zat besinya.
Harga daun kelor yang lebih terjangkau dapat membantu pengelolaan anggaran Program Makanan Bergizi Gratis. Ada harapan untuk memeratakan penerimaan program ini secara lebih luas ke seluruh wilayah Indonesia, agar anak-anak yang membutuhkan dapat merasakan manfaat kesehatan dari makanan bergizi.
Meskipun daun kelor dapat menguntungkan secara ekonomi dalam pengelolaan anggaran dan membantu pemerataan program, tetapi pemerintah perlu memperhatikan beberapa hal agar tidak terjadi kerugian. Termasuk dalam hal risiko kesehatan. Berikut ini beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan:
Proses pemasakan daun kelor sebelum disajikan sangat mempengaruhi penyerapan nutrisinya. Pemerintah perlu mengkaji lebih dalam bagaimana metode pengolahan daun kelor agar tidak banyak nutrisi yang lenyap dalam tahap pemasakan daun kelor.
Pemerintah perlu memberikan edukasi kepada masyarakat lokal agar mereka dapat berkontribusi pada penyediaan daun kelor yang nantinya digunakan dalam Program Makanan Bergizi Gratis. Termasuk bagaimana menghindari hama penyakit kelor secara alami, agar sediaan bahan ini dapat bebas dari pestisida yang merugikan kesehatan manusia.
Kualitas daun kelor sebagai bahan makanan tentu tidak dapat lepas dari pengendalian saat bahan ini masih dalam budidaya, penyimpanannya, hingga saat diolah. Hal ini penting untuk menjaga keamanan pangan dan kesehatan anak-anak yang nanti mengonsumsinya. Maka pemerintah perlu memberikan pengawasan secara ketat dalam hal ini.
Meskipun mempunyai banyak kelebihan, pemerintah masih harus meninjau mengenai pengaruh jangka panjang jika anak-anak mengonsumsi daun kelor. Hal ini termasuk tentang efektivitas kelor untuk tumbuh kembang anak serta keamanannya.
Selain itu, pengembangan inovasi produk berbahan kelor tentu perlu agar penyerapan komoditi ini menjadi semakin besar.
Demikianlah kelebihan-kelebihan yang terkandung dalam daun kelor sehingga pemerintah meliriknya sebagai bahan ideal pengganti susu. Serta bagaimana sebaiknya kebijakan pemerintah terarahkan supaya daun kelor semakin diterima oleh masyarakat dan secara efektif membantu anak-anak tumbuh sehat dan kuat demi masa depan Indonesia yang lebih baik. (Pat)
Tidak ada komentar