TANGERANG | BD – Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat di era digital, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dituntut untuk lebih kreatif dalam memasarkan produk mereka. Menurut Subandi Musbah, Direktur Visi Nusantara, narasi atau cerita di balik setiap usaha dapat menjadi senjata ampuh untuk menarik perhatian konsumen. “Setiap usaha punya cerita. Setiap produk punya perjalanan. Namun, seberapa banyak orang yang tahu tentang itu?” ujarnya, Sabtu, 22 Februari 2025.
Subandi menekankan bahwa di zaman sekarang, kualitas produk dan harga bukanlah satu-satunya faktor penentu keberhasilan. “Pelaku UMKM harus menguasai teknik menulis, baik untuk promosi maupun pemberitaan. Kita tidak bisa hanya mengandalkan orang lain untuk meng-endorse usaha kita,” tambahnya.
Di sinilah jurnalisme warga berperan penting. Jurnalisme warga adalah praktik di mana individu, bukan hanya wartawan profesional, dapat mengumpulkan, menulis, dan menyebarkan berita. Ini mencakup berbagai bentuk, mulai dari artikel, blog, hingga posting media sosial. “Di dunia bisnis, ini bukan sekadar tren. Ini merupakan kebutuhan,” tegas Subandi.
Dengan menulis kisah perjalanan bisnis, mengulas produk, dan berbagi wawasan industri, pelaku UMKM tidak hanya menjual produk, tetapi juga membangun hubungan dengan pelanggan. “Konsumen cenderung membeli dari merek yang mereka kenal dan percayai. Dengan menulis cerita autentik, pelanggan merasa lebih dekat,” jelasnya.
Contohnya, seorang pengusaha batik lokal yang menceritakan kolaborasinya dengan penjahit setempat akan lebih mudah mendapatkan kepercayaan dibandingkan pesaing yang hanya mengandalkan iklan biasa. “Ada nilai lebih yang bisa didapatkan dari cerita tersebut,” ungkap Subandi.
Lebih lanjut, Subandi menjelaskan bahwa menerapkan jurnalisme warga juga dapat memudahkan promosi tanpa terkesan menjual. “Alih-alih menulis ‘Produk kami terbaik!’, seorang pelaku usaha bisa berbagi kisah tentang bagaimana produknya membantu pelanggan. Ini lebih menarik dan meyakinkan,” katanya.
Di era digital, reputasi bisnis dapat dibangun atau dihancurkan dalam sekejap. Dengan menjadi jurnalis bagi bisnis sendiri, pelaku UMKM dapat mengontrol bagaimana mereka ingin dikenal oleh publik. “Dengan konten berkualitas, mereka bisa secara proaktif membangun citra positif,” tambahnya.
Lalu, bagaimana cara memulai? Subandi menyarankan untuk mulai dari diri sendiri. “Tuliskan bagaimana usaha dimulai, tantangan yang dihadapi, dan visi ke depan. Ini adalah cara terbaik untuk membangun keterhubungan dengan konsumen,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya konsistensi dalam membuat konten. “Satu artikel bagus tidak cukup. Buatlah jadwal untuk menulis secara rutin, bisa mingguan atau bulanan,” katanya. Selain itu, pelajari teknik dasar jurnalisme, seperti menulis dengan struktur yang jelas dan mengutamakan fakta.
Terakhir, Subandi mengingatkan untuk memanfaatkan media sosial dan media massa. “Platform seperti Facebook, Instagram, dan Twitter adalah tempat yang ideal untuk berbagi cerita bisnis. Gunakan kombinasi teks, gambar, dan video untuk menarik perhatian lebih banyak orang,” tutupnya.
Dengan demikian, jurnalisme warga menjadi alat yang sangat berharga bagi pelaku UMKM untuk membangun koneksi, memperkuat posisi di pasar, dan menceritakan kisah mereka kepada dunia. “Menulis bukan hanya soal kata-kata. Ini tentang menciptakan hubungan, menyampaikan nilai, dan memperjuangkan mimpi,” pungkasnya. (*)