Site icon BantenDaily

Pers Indonesia Dukung Perjuangan Palestina Melalui Pemberitaan dan Diplomasi Kemanusiaan

Pers Indonesia tegaskan dukungan untuk perjuangan kemerdekaan Palestina lewat pemberitaan dan solidaritas kemanusiaan.

Para narasumber pada seminar internasional yang menyoroti peran pers Indonesia dalam perjuangan bagi kemerdekaan Palestina di Jakarta, Jumat 7 November 2025 (Foto: Istimewa)

JAKARTA | BD — Pers Indonesia terus menunjukkan peran pentingnya dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk meraih kemerdekaan dari penjajahan Zionis Israel. Dukungan tersebut tidak hanya melalui pemberitaan di media massa, tetapi juga lewat diplomasi kemanusiaan dan penyebaran informasi yang membela nilai-nilai kemerdekaan dan keadilan.

Peran besar pers Indonesia ini menjadi sorotan utama dalam Seminar Internasional bertema “The Role of Indonesian Media in Palestine’s Effort to Achieve True Independence” yang digelar di Jakarta, Jumat (7/11). Acara tersebut diselenggarakan oleh Palestine International Forum for Media and Communication (Tawasol), lembaga berbasis di Istanbul, Turki, yang menaungi jurnalis, akademisi, dan aktivis dari berbagai negara pendukung kemerdekaan Palestina.

Direktur Eksekutif Tawasol, Dr. Bilal Khalil, menyampaikan apresiasinya terhadap keberpihakan media Indonesia terhadap perjuangan rakyat Palestina.

“Perhatian pers Indonesia terhadap isu kemanusiaan di Gaza adalah bentuk nyata dari amanat konstitusi bangsa yang menolak segala bentuk penjajahan di dunia,” ujarnya.

Sementara itu, Wartawan Senior Metro TV, Desi Fitriani, yang telah tiga kali meliput di Gaza, berbagi pengalaman sulitnya akses informasi di wilayah konflik. Ia menegaskan pentingnya kehati-hatian media dalam memilih narasi agar tidak terjebak dalam framing media Barat yang cenderung berpihak pada Israel.

“Saya pernah melihat sendiri bagaimana makanan dan bantuan dari Indonesia disalurkan melalui terowongan untuk menembus blokade Israel,” ungkapnya.

Senada, Pizaro Gozali, wartawan senior yang pernah bertugas di Anadolu Agency, menekankan pentingnya dukungan di ranah digital. Menurutnya, media siber Indonesia memiliki kekuatan besar untuk melawan disinformasi dan membongkar upaya Israel menutupi kejahatan kemanusiaan.

“Media harus fokus pada akar masalah, bukan hanya pada reaksi Palestina,” tegasnya.

Aktivis Palestina, Annisa Theresia, menambahkan bahwa tragedi di Gaza bukan sekadar konflik, tetapi pendudukan dan genosida yang nyata. Ia mencontohkan bagaimana gerakan seni dan musik turut menjadi medium perlawanan global terhadap kekejaman Israel.

Sementara itu, Pemimpin Redaksi indo.palinfo.com, Ahmad Tirmizi, mengingatkan pentingnya media Indonesia menyoroti aspek hukum humaniter internasional dan mendalami laporan-laporan PBB terkait pelanggaran di Gaza.

“Israel bukan hanya membunuh manusia, tetapi juga membunuh kebenaran melalui manipulasi narasi di media,” ujarnya.

Menutup seminar, Dr. Asep Setiawan, mantan anggota Dewan Pers, memaparkan perkembangan pemberitaan Indonesia tentang konflik Gaza dari 2023 hingga 2025. Ia membaginya menjadi tiga periode — mulai dari liputan solidaritas emosional, masa transisi analisis, hingga liputan substantif dan kritis yang menyoroti akar masalah kemanusiaan.

Acara ini juga dihadiri Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), Dr. Teguh Santosa, serta perwakilan Asia Middle East Center for Research and Dialogue (AMEC), yang sepakat bahwa media memiliki kekuatan strategis untuk memperkuat dukungan dunia terhadap kemerdekaan sejati Palestina. (*)

Exit mobile version