Revolusi Tranformasi Umum : Dari Mobilitas Sosial Menuju Kota Berkelanjutan

waktu baca 3 menit
Sabtu, 20 Des 2025 22:02 18 Nazwa

OPINI | BD – Transportasi umum memegang peran strategis dalam membentuk wajah kota modern. Tidak hanya berfungsi sebagai sarana perpindahan manusia dari satu tempat ke tempat lain, transportasi umum juga menjadi instrumen penting dalam mendorong mobilitas sosial, pemerataan akses ekonomi, serta pembangunan kota yang berkelanjutan. Di tengah pertumbuhan urbanisasi yang pesat dan meningkatnya jumlah kendaraan pribadi, revolusi transportasi umum menjadi kebutuhan mendesak bagi kota-kota di Indonesia dan dunia.

Transportasi merupakan elemen penting dalam sistem kehidupan, pemerintahan, dan sosial, karena berperan sebagai penghubung utama yang mendukung berbagai aktivitas (Dypvik Landmark et al., 2021). Sistem transportasi merupakan elemen fundamental infrastruktur yang memengaruhi pola pembangunan kota. Di wilayah perkotaan, terdapat kecenderungan peningkatan populasi yang signifikan akibat tingginya angka kelahiran dan urbanisasi (Aminah, 2018). Sektor transportasi menjadi komponen vital dalam Smart City karena pengelolaan transportasi merupakan salah satu tantangan kompleks yang dihadapi kota-kota besar.

Mobilitas sosial berkaitan erat dengan kemampuan masyarakat untuk mengakses pendidikan, pekerjaan, layanan kesehatan, dan ruang publik. Transportasi umum yang terjangkau, aman, dan efisien memungkinkan masyarakat dari berbagai lapisan sosial untuk bergerak secara setara. Bagi kelompok berpenghasilan rendah, transportasi umum menjadi tulang punggung aktivitas harian karena dapat menekan biaya mobilitas. Dengan demikian, transportasi umum berperan sebagai alat keadilan sosial yang membuka peluang ekonomi dan sosial secara lebih merata.

Sebaliknya, ketergantungan berlebihan pada kendaraan pribadi cenderung menciptakan ketimpangan. Masyarakat yang tidak memiliki akses terhadap kendaraan pribadi akan semakin terpinggirkan. Oleh karena itu, penguatan sistem transportasi umum merupakan langkah strategis untuk memastikan mobilitas sosial yang inklusif dan berkeadilan.

Kota-kota besar menghadapi berbagai persoalan transportasi, seperti kemacetan, polusi udara, konsumsi energi fosil yang tinggi, serta penurunan kualitas hidup masyarakat. Kemacetan tidak hanya menyebabkan kerugian ekonomi, tetapi juga berdampak pada kesehatan fisik dan mental warga kota. Dalam konteks ini, sistem transportasi berbasis kendaraan pribadi terbukti tidak lagi mampu menjawab kebutuhan mobilitas perkotaan yang berkelanjutan.Transportasi umum yang belum terintegrasi, kurang nyaman, dan belum sepenuhnya ramah lingkungan menjadi tantangan tersendiri. Oleh sebab itu, diperlukan transformasi menyeluruh yang tidak hanya menyentuh aspek infrastruktur, tetapi juga tata kelola, teknologi, dan perubahan perilaku masyarakat.

Pengembangan kota pintar berdasarkan kepercayaan bahwa dengan menginstruksikan kota secara teknis dan berinvestasi dalam infrastruktur keras, hasil dari peningkatan penyediaan layanan di berbagai bidang area kehidupan kota dan akibatnya pembangunan akan tercapai. Produk kota pintar yang berorientasi infrastruktur menyediakan solusi yang dapat ditiru yang mengatasi berbagai masalah umum. Solusi ini nantinya dapat diterapkan ke banyak kota dengan sedikit modifikasi atau perubahan sesuai dengan masalah dari masing-masing kota. Transportasi umum yang belum terintegrasi, kurang nyaman, dan belum sepenuhnya ramah lingkungan menjadi tantangan tersendiri. Oleh sebab itu, diperlukan transformasi menyeluruh yang tidak hanya menyentuh aspek infrastruktur, tetapi juga tata kelola, teknologi, dan perubahan perilaku masyarakat.

Revolusi transportasi umum merupakan proses transformatif yang menghubungkan mobilitas sosial dengan visi kota berkelanjutan. Transportasi umum yang baik mampu mendorong keadilan sosial, menekan dampak lingkungan, serta meningkatkan efisiensi dan daya saing kota. Oleh karena itu, komitmen pemerintah, partisipasi masyarakat, dan inovasi berkelanjutan menjadi kunci dalam mewujudkan sistem transportasi umum yang modern, inklusif, dan berkelanjutan bagi masa depan perkotaan.

Penulis : Fikri, Mahasisiwa UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten Semester 3 Dari Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Referensi

  • Waluyo, Putri Aulia. Respon Masyarakat Terhadap Kebijakan Transportasi Publik Terintegrasi di DKI Jakarta (Studi Kasus Dampak Keberadaan Jaklingko Terhadap Keberlanjutan Angkutan Kota Konvensional Di Jakarta). Diss. Universitas Nasional, 2024.
  • Safitry, Nofita, Eko Priyo Purnomo, and Lubna Salsabila. “GO-JEK sebagai dimensi smart mobility dalam konsep smart city.” Moderat: Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan 6.1 (2020): 157-170. (*)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA