TANGERANG | BD — Inspektur Polisi Satu Dedi Ruswandi mempunyai banyak kisah selama berkarier di Polri. Mulai dari keberhasilan menangkap perampok kelas kakap hingga mencoba uji nyali naik motor trail.
Kapolsek Kronjo, Kabupaten Tangerang ini, tidak asing lagi di lingkungan satuan kerja reserse kriminal. Ia pernah mengemban sejumlah jabatan sebagai kepala unit reserse kriminal atau kanit reskrim.
Kepada BantenDaily, Rabu, 31 Mei 2023, Dedi menuturkan beberapa kisah menarik sepanjang mengabdi sebagai anggota Bhayangkara. Pria kelahiran 5 Juli 1969 ini mengatakan, hal paling berkesan yaitu saat ia memimpin penangkapan terduga pelaku perampokan di salah satu toko emas di Balaraja, Kabupaten Tangerang.
Terduga pelaku pun ternyata berkomplot. Kala itu, Dedi menjabat sebagai Kanit Jatanras Satreskrim Polresta Tangerang.
Setelah melakukan penyelidikan, polisi berhasil mengidentifikasi dan mengendus keberadaan dua terduga pelaku, yaitu MNF (26) dan MNI (24). Lulusan Bintara Polri 1990 ini menyebutkan, tim gabungan dari Polresta Tangerang dan Polda Banten harus ke Malaysia untuk menangkap kedua orang itu.
“Kami melakukan penangkapan pelaku perampokan ke Malaysia, ini kejadian tahun 2019. Yang mana lokasi kejadian di Balaraja dan pelaku adalah warga negara Malaysia,” cerita Dedi.
Alumnus Universitas Azzahra ini menjelaskan, kasus perampokan toko emas tersebut sempat viral di media sosial. Melalui rekaman CCTV, MNF dan MNI tampak menodongkan senjata api dan senjata tajam ke arah penjaga toko. Akibatnya, pemilik toko emas mengalami kerugian sebesar Rp1,6 miliar.
Satu hari sebelum beraksi di toko emas, MNF dan MNI ternyata sudah melakukan pemerasan di SPBU Rest Area Balaraja. Lagi-lagi, komplotan ini menodongkan senjata api ke arah petugas SPBU. Uang sebesar Rp4,6 juta di tas pinggang milik petugas SPBU berhasil dibawa kabur oleh kedua orang itu.
Dalam mengungkap kasus ini, kata Dedi, polisi bekerja keras, termasuk membutuhkam waktu sekitar 2 pekan untuk melakukan investigasi mendalam. Setelah berkoordinasi dengan KBRI Malaysia, Polisi Diraja Malaysia, dan Polisi Maran Pahang, alhasil tim gabungan dari Polresta Tangerang dan Polda Banten dapat membekuk MNF dan MNI.
“Saat itu kami meringkus dua orang pelaku di Pahang, Malaysia. Alhamdulillah, karena pengungkapan kasus tersebut kami mendapat penghargaan dari Bapak Kapolri dan Bapak Kapolda Banten, sudah tentu ini kebanggaan bagi kami,” ucap Dedi.
Di sisi lain, dalam satu tahun terakhir ini Dedi mempunyai hobi baru. Yaitu uji nyali mengendarai motor trail. Bersama beberapa personel Polri dan anggota komunitas motor trail, mantan Kanit Reskrim Polsek Tigaraksa ini kerap mengisi waktu libur untuk ke kawasan offroad demi mengendarai motor trail.
“Mulai hobi (naik motor trail) setahun yang lalu, masih di Jatanras. Nge-trail ini kan menantang ya, butuh nyali juga. Memang kadang-kadang terjadi cedera, tapi prinsipnya jangan sampai hobi malah mengganggu atau mengesampingkan tugas utama sebagai polisi,” ujar eks Kanit Reskrim Polsek Panongan ini.
Untuk diketahui, pada 2015 lalu, mantan Kanit Reskrim Polsek Cisoka ini sudah mengikuti pendidikan perwira Polri, yaitu Seleksi Alih Golongan Khusus Penyidik, di Setukpa, Sukabumi.
Adapun dalam menjalankan keseharian, Dedi mempunyai prinsip “Di mana ada kemauan pasti ada keberhasilan” dan “Menjalankan tugas dengan ikhlas dan prosedural”. Ia memiliki 5 orang anak, berkat dari pernikahan dengan seorang bidan bernama Nova Laela Susanti.
“Anak kami ada tiga laki-laki dan dua perempuan. Alhamdulillah, empat orang sudah pada tahfiz Qur’an di pondok pesantren, yang bungsu masih SD. Nah, dua anak perempuan mengikuti jejak ibu mereka, kuliah kebidanan,” pungkas Dedi. (Red)
Tidak ada komentar