DESTINASI | BD — Di tengah hiruk-pikuk Kota Tangerang, Stasiun Tangerang berdiri megah sebagai saksi bisu perjalanan waktu. Terletak di Sukarasa dan menjulang sekitar 15 meter di atas permukaan laut, stasiun ini bukan hanya sekadar tempat transit; ia adalah jendela menuju sejarah dan simbol kemajuan transportasi di Indonesia. Sebagai stasiun tipe C yang melayani KRL Commuter Line, Stasiun Tangerang dikenal sebagai titik paling barat di jalur kereta api Tangerang-Duri.
Sejarah Stasiun Tangerang dimulai pada era kolonial, ketika dibangun oleh Staatsspoorwegen, perusahaan kereta api Belanda. Jalur yang menghubungkan Batavia hingga Anyer ini tidak hanya berfungsi untuk transportasi penumpang, tetapi juga untuk mengangkut hasil pertanian dan kebutuhan militer. Pada 2 Januari 1899, stasiun ini resmi dibuka, menjadi titik akhir lintasan Duri-Tangerang. Sejak saat itu, Stasiun Tangerang telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat, menghubungkan mereka dengan berbagai stasiun dan halte di sekitarnya.
Pada tahun 1935, Stasiun Duri mencatatkan operasional kereta api yang berlangsung 12 kali sehari, melayani penumpang dari berbagai kalangan. Kereta api ini tidak hanya mengangkut orang, tetapi juga barang-barang hasil pertanian dari tanah-tanah yang dikelola oleh pengusaha Tionghoa, termasuk padi, kacang tanah, dan produk kerajinan seperti topi bambu yang terkenal. Topi-topi ini, yang menjadi simbol kerajinan lokal, tidak hanya dijual di pasar lokal tetapi juga diekspor ke luar negeri, memberikan kontribusi pada perekonomian daerah.
Setelah Indonesia meraih kemerdekaan, Stasiun Tangerang mengalami rehabilitasi besar-besaran. Djawatan Kereta Api (DKA), yang kini dikenal sebagai PT KAI, melakukan perbaikan infrastruktur yang rusak akibat pertempuran. Stasiun ini kini melayani lebih dari 38.000 penumpang setiap harinya, menjadikannya salah satu stasiun tersibuk di Indonesia.
Modernisasi fasilitas menjadi prioritas, dengan penambahan mesin tiket otomatis, area parkir yang lebih luas, dan akses Wi-Fi gratis. Semua ini bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan penumpang dan memberikan pengalaman yang lebih baik saat menggunakan layanan kereta api. Selain itu, stasiun ini juga dilengkapi dengan ruang tunggu yang nyaman dan fasilitas untuk penyandang disabilitas, memastikan bahwa semua orang dapat menikmati layanan transportasi dengan mudah.
Stasiun Tangerang tidak hanya berfungsi sebagai sarana transportasi, tetapi juga sebagai pendorong utama bagi perkembangan ekonomi lokal. Dengan akses yang lebih baik ke Jakarta, masyarakat dapat mencari pekerjaan dan peluang bisnis yang lebih luas. Usaha kecil dan menengah di sekitar stasiun berkembang pesat, memanfaatkan keramaian penumpang untuk meningkatkan penjualan. Banyak pedagang kaki lima dan toko-toko lokal yang menjajakan produk mereka, dari makanan khas hingga kerajinan tangan, menjadikan area sekitar stasiun sebagai pusat aktivitas ekonomi.
Lebih dari itu, Stasiun Tangerang berperan dalam integrasi ekonomi regional, memungkinkan pertukaran barang dan jasa yang lebih efisien. Peningkatan aksesibilitas ini juga berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat, memudahkan mereka untuk mengakses pendidikan, kesehatan, dan layanan publik lainnya. Dengan demikian, stasiun ini tidak hanya menjadi tempat transit, tetapi juga pusat kehidupan sosial dan ekonomi yang dinamis.
Dalam era modern ini, Stasiun Tangerang berkomitmen untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Dengan mendorong penggunaan transportasi umum, stasiun ini membantu mengurangi kemacetan dan emisi gas rumah kaca. Pengembangan kawasan berbasis transit di sekitar stasiun juga dirancang untuk mendukung penggunaan transportasi umum, menciptakan lingkungan yang lebih ramah bagi pejalan kaki dan pesepeda.
Stasiun ini juga berfungsi sebagai pusat informasi mengenai transportasi berkelanjutan, mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan. Melalui kampanye dan program edukasi, masyarakat diajak untuk lebih sadar akan dampak penggunaan kendaraan pribadi terhadap lingkungan dan pentingnya beralih ke transportasi umum.
Dalam beberapa inisiatif, terdapat upaya untuk mengintegrasikan elemen hijau dalam pembangunan infrastruktur di sekitar stasiun, seperti taman, ruang terbuka hijau, dan jalur sepeda. Ini tidak hanya meningkatkan estetika kawasan tetapi juga memberikan manfaat lingkungan yang signifikan. Ruang terbuka hijau di sekitar Stasiun Tangerang menjadi tempat berkumpulnya masyarakat, memberikan ruang bagi aktivitas sosial dan rekreasi. Taman-taman ini tidak hanya berfungsi sebagai paru-paru kota, tetapi juga sebagai tempat bagi warga untuk bersantai, berolahraga, dan menikmati alam.
Stasiun Tangerang juga berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya keberlanjutan. Melalui berbagai program dan kegiatan, masyarakat diajak untuk berpartisipasi dalam menjaga lingkungan. Misalnya, kampanye pengurangan penggunaan plastik sekali pakai dan promosi penggunaan tas belanja ramah lingkungan sering dilakukan di area stasiun. Kegiatan ini tidak hanya mendidik masyarakat, tetapi juga membangun rasa kepemilikan dan tanggung jawab terhadap lingkungan.
Stasiun Tangerang berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan sektor swasta dalam berbagai proyek pembangunan berkelanjutan. Kerjasama ini mencakup pengembangan infrastruktur transportasi yang lebih efisien, serta program-program yang mendukung keberlanjutan lingkungan. Misalnya, proyek revitalisasi area sekitar stasiun yang melibatkan penataan ulang jalur pejalan kaki, penambahan jalur sepeda, dan peningkatan fasilitas transportasi umum lainnya.
Dengan semua inisiatif ini, Stasiun Tangerang tidak hanya berfungsi sebagai sarana transportasi, tetapi juga sebagai katalisator untuk pembangunan berkelanjutan di kota tersebut. Rencana pengembangan ke depan mencakup peningkatan kapasitas stasiun untuk mengakomodasi lebih banyak penumpang, serta pengembangan fasilitas yang lebih modern dan ramah lingkungan.
Stasiun ini diharapkan dapat menjadi model bagi stasiun-stasiun lain di Indonesia dalam hal keberlanjutan dan integrasi sosial. Dengan terus beradaptasi dan berinovasi, Stasiun Tangerang berkomitmen untuk tetap relevan dan berkontribusi pada kemajuan kota dan kesejahteraan masyarakat.
Stasiun Tangerang adalah lebih dari sekadar tempat transit; ia adalah simbol sejarah, kemajuan, dan harapan bagi masyarakat. Dengan peranannya yang multifaset, stasiun ini terus berkontribusi pada perkembangan ekonomi lokal dan mendukung pembangunan berkelanjutan, menjadikannya jantung transportasi yang hidup di Kota Tangerang. Dalam setiap kereta yang berangkat dan tiba, ada cerita, harapan, dan impian masyarakat yang terhubung, menjadikan Stasiun Tangerang sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari mereka.
Dengan demikian, Stasiun Tangerang tidak hanya menjadi saksi sejarah, tetapi juga menjadi bagian dari masa depan yang lebih baik, di mana transportasi yang efisien dan ramah lingkungan menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat.
Penulis: Falenia Rahmadanti, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Tangerang. (*)
Tidak ada komentar