Survei Nasional IPO Ungkap Elektabilitas Partai Politik Terbaru di Indonesia

waktu baca 2 menit
Minggu, 1 Jun 2025 13:41 37 Redaksi

JAKARTA | BD – Survei nasional yang dilakukan oleh Indonesia Political Opinion (IPO) baru saja mengungkapkan elektabilitas terbaru partai politik di Indonesia, serta mengevaluasi kinerja menteri dalam Kabinet Merah Putih. Dalam survei ini, sebanyak 1.200 responden dilibatkan untuk memberikan pandangan mereka mengenai popularitas partai politik.

Metode yang digunakan dalam survei ini memiliki margin of error sebesar 2,90 persen dan tingkat akurasi data mencapai 95 persen. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik multistage random sampling (MRS) untuk memastikan representativitas data.

Hasil survei menunjukkan bahwa partai-partai Islam, seperti Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), bersaing ketat untuk masuk dalam lima partai terpopuler. PDI Perjuangan mencatat popularitas tertinggi dengan 94%, diikuti oleh Partai Gerindra dan Partai Golkar masing-masing dengan 92%, Partai Kebangkitan Bangsa 77,8%, Partai Amanat Nasional 71,5%, dan Partai Keadilan Sejahtera 70,2%.

Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah, menyatakan bahwa keberhasilan PAN masuk dalam jajaran partai terpopuler tidak terlepas dari strategi politik yang dijalankan. “Menarik untuk dicermati terkait PAN, yang tidak hanya stabil tetapi juga memiliki daya tawar yang semakin kuat. Kedekatan dengan pemerintah atau Presiden Prabowo bisa menjadi faktor penentu,” ungkap Dedi pada Minggu, 1 Juni 2025.

Ia juga menambahkan bahwa banyak kader PAN yang sudah memiliki nama besar dan duduk di parlemen berkontribusi pada peningkatan popularitas partai tersebut. “Keberadaan kader-kader PAN yang populer, baik di parlemen maupun di kabinet, sangat mungkin membantu partai ini dalam pilihan publik. Ini juga menandakan keberhasilan Zulkifli Hasan dalam memimpin PAN saat ini,” tambahnya.

Survei ini juga mencermati kecenderungan responden jika pemilihan anggota DPR dilakukan saat ini. Partai Gerindra menduduki peringkat pertama dengan 34,7%, diikuti oleh PDI Perjuangan 12,5%, Partai Golkar 10%, Partai Kebangkitan Bangsa 6,2%, Partai Amanat Nasional 5%, dan Partai Demokrat 4,9%. Dedi menyoroti bahwa pilihan terhadap Gerindra menunjukkan pergeseran signifikan, di mana tren Prabowo sebagai calon Presiden dapat memengaruhi pilihan ini. “Sebaliknya, kondisi politik saat ini, termasuk skandal korupsi yang melibatkan nama Hasto, dapat menjadi faktor penurunan elektabilitas PDIP,” tutupnya. (*)

3 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA