KOTA TANGERANG | BD — Memasuki hari ketiga, Festival Perahu Naga Peh Cun 2023 masih menjadi daya tarik masyarakat untuk datang menikmati penampilan budaya, berlokasi di Jalan Raya Kali pasir, Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.
Ketua Panitia Pelaksana Mulio Kantjana, mengungkapkan pada hari ketiga ini ingin mengenalkan berbagai warisan budaya kepada masyarakat, yang mayoritas membawa anak-anak.
“Indonesia memiliki banyak beragam warisan budaya yang perlu kita terus lestarikan. Festival Peh Cun ini juga tak hanya pertunjukan di air, namun juga ada pertunjukan di darat,” ucap Mulio.
“Harapan tak hanya menghibur masyarakat, juga mengenalkan kepada anak-anak yang juga datang tentang budaya yang ada di Indonesia secara langsung,” pungkasnya.
Penampilan dibuka dengan tarian Reog yang merupakan warisan budaya dari Ponorogo, Jawa Timur. Dengan khasnya menaiki kuda lumping, serta topeng reog. Mereka merupakan seniman dari Sanggar Suro Sentono Mudo
“Kami sangat senang tarian budaya Reog Ponorogo bisa tampil disini, menandakan bahwa Indonesia kaya akan budaya. Dan lewat Festival Peh Cun bisa menjaga keberagaman budaya,” ujar Harry Krismahadi, Koordinator Tata Kelola Pariwisata FKTS Kota Tangerang yang turut hadir didampingi Suharmani, Pemilik Sanggar Suro Sentono Mudo beserta Sudjarwo, Pembina Paguyuban Reog Ponorogo Jabodetabek, Kota Tangerang.
Selain itu, penampilan dilanjutkan dengan tari barongsai yang merupakan budaya khas Tionghoa. Tarian yang membawa naga tersebut juga disambut antusias masyarakat yang menyaksikan.
Salah satunya, turis yang datang dari Jerman, Anneli, mengungkapkan ia sudah menikmati Festival Perahu Naga Peh Cun sejak kemarin.
“Ini sangat bagus, begitu saya tahu ada Festival Peh Cun, saya meminta suami saya datang ke Indonesia, Kota Tangerang ini untuk menikmati keberagaman budaya di sini yang luar biasa,” ungkapnya.
Selain itu, meningkatkan ekonomi masyarakat, terdapat 63 stand UMKM yang turut meramaikan acara yang masih akan berlangsung hingga malam hari dengan berbagai penampilan seni dan budaya Tionghoa, serta adanya pertunjukan wayang potehi. (Ril)
Tidak ada komentar