Transformasi Pola Konsumsi Makanan Masyarakat melalui Aplikasi ShopeeFood dan GoFood

waktu baca 3 menit
Sabtu, 20 Des 2025 23:58 8 Nazwa

OPINI | BD – Perkembangan teknologi informasi telah membawa perubahan signifikan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam cara masyarakat memenuhi kebutuhan makanan. Kehadiran aplikasi layanan pesan-antar seperti GoFood dan ShopeeFood menjadi bukti nyata bagaimana teknologi digital mampu mengubah pola konsumsi masyarakat secara drastis.

Sebelum era aplikasi, masyarakat harus datang langsung ke warung atau restoran untuk membeli makanan. Kini, pengguna cukup membuka ponsel, memilih menu, dan menunggu pesanan tiba. Kemudahan ini membuat aktivitas makan tidak lagi terbatas oleh jarak dan waktu. Selain berdampak pada konsumen, GoFood dan ShopeeFood juga memberikan peluang baru bagi pelaku usaha, khususnya UMKM kuliner. Banyak pedagang kecil yang sebelumnya hanya melayani pelanggan lokal kini dapat menjangkau pasar lebih luas tanpa harus membuka cabang baru. Fitur promosi, potongan harga, dan sistem pembayaran digital turut membantu meningkatkan penjualan.

GoFood sebagai Solusi Praktis di Tengah Mobilitas Tinggi

Kesibukan kuliah, pekerjaan, organisasi, hingga aktivitas sosial membuat banyak orang tidak memiliki banyak waktu untuk memasak atau keluar rumah. GoFood hadir sebagai solusi praktis yang menjawab kebutuhan tersebut. Dengan fitur pencarian restoran terdekat, filter harga, promo menarik, hingga berbagai pilihan metode pembayaran cashless, pengguna dimanjakan dengan pengalaman yang efisien dan mudah.

Fitur ulasan dan rating juga membantu pengguna menentukan pilihan makanan dengan lebih percaya diri. Hal ini menunjukkan bagaimana teknologi tidak hanya mempermudah aktivitas sehari-hari, tetapi juga membentuk cara berpikir konsumen dalam mengambil keputusan.

Dampak Positif bagi UMKM Kuliner

Salah satu kontribusi besar GoFood adalah mendorong pertumbuhan UMKM kuliner. Dengan bergabung di platform ini, warung sederhana hingga usaha rumahan bisa bersaing dengan restoran besar tanpa harus memiliki tempat makan mewah. GoFood juga menyediakan berbagai program pendukung, seperti pelatihan digital, promosi, dan sistem pencatatan penjualan yang membantu UMKM beradaptasi dengan era teknologi. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan teknologi informatika tidak hanya berdampak pada konsumen, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru.

Perubahan Pola Konsumsi dan Tantangan Gaya Hidup

Di balik kemudahan yang ditawarkan, GoFood juga membawa tantangan tersendiri. Kebiasaan memesan makanan secara online berpotensi mendorong pola konsumsi yang lebih impulsif dan boros, terutama dengan adanya promo dan diskon yang terus menggoda. Selain itu, ketergantungan pada layanan pesan-antar dapat mengurangi kebiasaan memasak sendiri, yang sebenarnya lebih sehat dan ekonomis.

Dari sisi sosial, interaksi langsung antara penjual dan pembeli menjadi semakin berkurang. Aktivitas makan yang dulu menjadi momen bersosialisasi kini bisa berubah menjadi kegiatan individual yang serba cepat. Fenomena GoFood mencerminkan bagaimana teknologi informatika mampu mengubah pola hidup masyarakat secara signifikan. Interaksi aplikasi, sistem pembayaran digital, GPS, hingga algoritma rekomendasi menunjukkan kompleksitas teknologi yang bekerja di balik satu klik sederhana.

Ke depan, tantangan utama bukan hanya pada inovasi teknologi, tetapi juga bagaimana masyarakat dapat menggunakan teknologi secara bijak. GoFood seharusnya diposisikan sebagai alat bantu, bukan sebagai sumber ketergantungan. GoFood dan ShopeeFood telah merevolusi cara masyarakat, khususnya generasi muda, dalam memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Kemudahan, kecepatan, dan fleksibilitas yang ditawarkan menjadikannya bagian tak terpisahkan dari gaya hidup digital.

Di tengah kemajuan tersebut, penting bagi pengguna untuk tetap sadar akan pola konsumsi dan dampaknya bagi kesehatan serta kehidupan sosial. Dengan demikian, GoFood bukan hanya simbol kemajuan teknologi, tetapi juga cermin perubahan perilaku manusia di era digital.

Penulis: Anastasya Marisa Haryani, Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dkawah, UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten. (*)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA