Koko Muhammad dari FITRA Jawa Barat (fasilitator) menyampaikan materi pentingnya data komunitas sebagai dasar perumusan kebijakan publik dan strategi anggaran yang transparan, akuntabel, dan inklusif. Workshop yang diinisiasi PPSW Jakarta ini diharapkan dapat menyelaraskan visi dan strategi pembangunan daerah yang responsif GEDSI. (Foto: Ist)TANGERANG | BD – Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita (PPSW) Jakarta menyelenggarakan Workshop Membangun Sinergi dengan Stakeholder Kunci di Kabupaten Tangerang pada 26 September 2025. Acara ini mempertemukan pemerintah daerah, forum perempuan, organisasi masyarakat sipil, serta koperasi, dengan tujuan memperkuat kolaborasi pembangunan yang berperspektif gender, ramah bagi penyandang disabilitas, dan mendorong inklusi sosial (GEDSI).
Kegiatan tersebut menjadi bagian dari Program Penguatan Kepemimpinan Perempuan Etnis Minoritas Cina Benteng yang dijalankan PPSW Jakarta bersama Program INKLUSI, hasil kerja sama Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia.
Dalam sambutannya, Lita selaku perwakilan Bappeda Kabupaten Tangerang menegaskan komitmen pemda agar hasil workshop dapat melahirkan strategi kolaboratif antar-OPD. “Sinergi ini diharapkan tidak hanya memperkuat kepemimpinan perempuan, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan daerah yang lebih inklusif,” ujarnya, Kamis (2/10/2025).
Sementara itu, Co-Direktur PPSW Jakarta, Iqbal Yusti, menilai forum ini penting untuk menyamakan arah dan strategi pembangunan daerah. “Kami berharap perspektif GEDSI benar-benar terintegrasi dalam setiap kebijakan dan program pembangunan di Kabupaten Tangerang,” jelasnya.
Workshop ini turut menghadirkan Koko Muhammad dari FITRA Jawa Barat sebagai fasilitator. Ia menekankan pentingnya pemanfaatan data komunitas sebagai pijakan penyusunan kebijakan publik sekaligus strategi anggaran yang transparan, akuntabel, dan inklusif.
Dari hasil diskusi, peserta workshop merumuskan sejumlah rekomendasi lintas sektor, antara lain:
Administrasi kependudukan: Layanan jemput bola kependudukan setiap triwulan di Desa Belimbing, dibantu relawan kader perempuan sebagai verifikator.
Perlindungan & kesehatan reproduksi: Penyusunan SOP rujukan korban kekerasan melalui Pos Bunga Rampai, P2TP2A, puskesmas, dan Dinsos, serta usulan layanan tes IVA keliling minimal dua kali setahun.
Partisipasi perempuan & advokasi: Integrasi database GEDSI ESTUNGKARA ke Renja perangkat daerah, serta musyawarah khusus perempuan dan penyandang disabilitas di tingkat desa setiap tahun.
Ekonomi & koperasi: Penguatan Koperasi Lampion Merah Abadi melalui akses pembiayaan (KUR, TJSL, hibah), pelatihan branding dan pemasaran, serta pelibatan penyintas kekerasan dalam koperasi sebagai bagian dari pemulihan ekonomi.
Kolaborasi lintas sektor: Pembentukan Forum Multi-PD Cina Benteng yang bersidang dua kali setahun, penyusunan matriks kerja sama PD–ESTUNGKARA, serta penetapan quick wins 2026 di bidang adminduk, kesehatan reproduksi (IVA), dan koperasi.
Workshop ini menandai langkah penting: perempuan, khususnya dari komunitas Cina Benteng, kini dipandang bukan hanya sebagai penerima manfaat, melainkan sebagai mitra aktif dalam pembangunan daerah. Kabupaten Tangerang memiliki modal sosial yang besar untuk mengintegrasikan perspektif GEDSI demi terwujudnya pembangunan yang adil, inklusif, dan berkelanjutan.
Didirikan sejak 1986, PPSW Jakarta adalah organisasi masyarakat sipil yang berfokus pada pemberdayaan perempuan melalui pengorganisasian komunitas. Hingga kini, mereka telah mendampingi 20 koperasi dengan anggota lebih dari 20 ribu orang di wilayah Jabodetabek dan Tangerang. (*)
Tidak ada komentar