Solidaritas di Atas Lumpur: Refleksi Kemanusiaan dalam Bencana Sumatra

waktu baca 3 menit
Jumat, 19 Des 2025 22:01 40 Nazwa

OPINI | BD — Banjir bandang yang menghantam Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat di penghujung tahun 2025 bukan sekadar catatan kelam dalam kalender meteorologi. Di balik angka curah hujan yang ekstrem, tersimpan kenyataan yang mengoyak nurani: ribuan keluarga kehilangan tempat tinggal, dan ratusan nyawa tak sempat diselamatkan. Tragedi ini bukan hanya tentang air yang meluap dari sungai dan lereng, melainkan tentang bagaimana kita—sebagai sebuah bangsa—merespons duka yang menyapu saudara-saudara kita di tanah Sumatra.

Bencana hidrometeorologi ini semestinya dipahami sebagai momentum untuk memperkuat kohesi sosial sekaligus kesadaran kolektif akan pentingnya pelestarian ekosistem. Persoalan ini tak lagi cukup dijelaskan dengan menyalahkan cuaca semata, melainkan menuntut refleksi mendalam tentang bagaimana resiliensi komunitas dibangun melalui gotong royong dan pemulihan lingkungan yang berkelanjutan. Tulisan ini bukan sekadar laporan peristiwa, melainkan sikap moral untuk menempatkan nilai kemanusiaan dan kepedulian lingkungan sebagai prioritas bersama.

Di tengah krisis, kekuatan terbesar justru lahir dari solidaritas masyarakat. Bantuan swadaya dari berbagai komunitas—mulai dari ikatan alumni hingga relawan mandiri—berhasil menyalurkan puluhan ton logistik ke wilayah-wilayah terisolasi seperti Palembayan dan Agam. Fakta ini menegaskan bahwa modal sosial Indonesia masih kokoh dan menjadi tumpuan utama mitigasi bencana di tingkat akar rumput. Dalam kondisi darurat, empati dan kerja kolektif terbukti bergerak lebih cepat daripada birokrasi.

Namun, bencana yang berulang juga menyampaikan pelajaran pahit tentang hubungan sebab-akibat antara kesehatan alam dan keselamatan manusia. Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) di sepanjang Bukit Barisan, akibat akumulasi persoalan tata kelola lingkungan jangka panjang, telah meningkatkan kerentanan wilayah hilir. Logikanya sederhana: menjaga hutan di hulu merupakan investasi keselamatan bagi masyarakat di hilir. Kesadaran akan fungsi ekologis hutan sebagai penyerap air alami harus menjadi pemahaman bersama, agar tidak ada lagi kompromi terhadap daya dukung lingkungan demi keuntungan jangka pendek.

Dari sudut pandang etika, tragedi ini memanggil tanggung jawab moral setiap individu untuk saling menolong. Ketidakadilan terasa nyata ketika mereka yang paling sedikit berkontribusi pada kerusakan alam justru menjadi pihak yang paling menderita. Oleh sebab itu, gelombang empati publik—seperti gerakan donasi yang masif di media sosial—merupakan perwujudan etika kemanusiaan yang patut dirawat dan diperkuat. Menghormati alam dan menghargai sesama manusia sejatinya adalah dua sisi dari tanggung jawab yang sama.

Kita dapat belajar dari perjuangan warga di Aceh Tengah dan Bener Meriah yang bergotong royong memperbaiki akses jalan secara swadaya demi memastikan bantuan pangan sampai ke tangan yang membutuhkan. Di sisi lain, keterlibatan institusi pendidikan melalui inovasi teknologi deteksi dini bencana menunjukkan bahwa sains dapat bersentuhan langsung dengan kebutuhan nyata masyarakat terdampak. Pengalaman ini menguatkan satu kesimpulan penting: sinergi antara kearifan lokal dan inovasi modern adalah kunci menghadapi tantangan lingkungan di masa depan.

Pada akhirnya, bencana Sumatra 2025 membawa kita pada refleksi mendalam: ini bukan semata soal fenomena alam, melainkan tentang pilihan kita untuk peduli dan bertindak. Refleksi ini mengajak kita keluar dari posisi penonton dalam duka, menuju peran aktif sebagai bagian dari solusi—melalui pelestarian lingkungan dan penguatan solidaritas sosial. Sudah saatnya kita menata pola hidup yang lebih harmonis dengan alam, agar Sumatra dan seluruh pelosok negeri kembali menjadi ruang hidup yang aman dan bermartabat bagi generasi mendatang.

Penulis: Santi Aulia
Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Tangerang. (*)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA