KESEHATAN | BD – Belalang menjadi opsi untuk memenuhi kebutuhan protein dalam program Makan Bergizi Gratis. Menu ini terutama diperbolehkan untuk disajikan pada daerah-daerah yang penduduknya sudah terbiasa dengan konsumsi belalang.
Adita Irawati, Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, mengungkapkan hal tersebut, dikutip dari harian nasional pada 26 Januari 2025. Dua varian belalang di antaranya, yaitu jangkrik yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Gunung Kidul, dan ulat sagu untuk masyarakat Papua.
Penggunaan belalang dimaksudkan untuk memanfaatkan ketersediaan bahan pangan lokal. Pemanfaatan sumber daya pangan lokal ini sekaligus untuk meningkatkan pendapatan penduduk setempat yang berpartisipasi dalam pengadaannya. Dengan demikian, para penduduk akan semakin sadar bahwa pada daerahnya, terdapat potensi pangan lokal yang layak konsumsi serta dapat memberikan keuntungan ekonomi. Kesadaran ini pun dapat menjadi motivasi untuk memelihara ketersediaan bahan pangan tersebut.
Mengenai pemanfaatan belalang dalam menu Makan Bergizi Gratis ini, ahli gizi Universitas Indonesia, Dr Siti Aminah, mengatakan belalang sudah terbukti mengandung berbagai macam nutrisi yang dapat berguna untuk memenuhi kebutuhan asupan pada anak.
Dikutip dari Tangerang Daily, profesor tersebut juga mengatakan budidaya atau pemanenan alami belalang dapat menjadi usaha peternakan lokal yang berkelanjutan. Karena dapat menjadi alternatif untuk mengurangi beban penyediaan pakan melalui usaha konvensional seperti penyediaan pakan pada peternakan ayam broiler, misalnya.
Selain itu, penggunaan belalang sebagai bahan pangan lokal dapat mempercepat penyediaan sumber protein untuk memenuhi kebutuhan anak-anak menghindari stunting. Apalagi berbagai penelitian telah mengungkap bahwa kandungan protein belalang cukup tinggi, yakni 60-80 persen. Belalang juga memiliki kandungan zat besi, asam lemak omega-3 dan juga vitamin B12. (Pat)
Tidak ada komentar