GAYA HIDUP | BD – Siapa sangka hewan cantik yang sering kita jumpai di persawahan atau alam bebas ini bisa membantu mengendalikan jumlah nyamuk?
Capung adalah serangga bersayap terbuka dengan berbagai warna yang menyukai tempat yang banyak airnya. Tubuh capung relatif ramping. Sayapnya yang berjumlah dua pasang sangat indah karena perpaduan warna transparan dan rangkaian tulang-tulang sayap yang rumit dan menimbulkan gradasi.
Selain keindahannya, capung menjadi indikator bagi lingkungan hidupnya yang masih bersih, jauh dari pencemaran bahan-bahan kimia.
Namun, tidak banyak yang mengetahui bahwa capung ternyata sangat gemar memangsa nyamuk. Capung, yang seringkali disebut ‘kinjeng‘ dalam bahasa Jawa ini, ternyata omnivora. Ia dapat menjadi serangga predator untuk mengendalikan hama serangga yang sering mengganggu manusia dan tempat tinggalnya, termasuk rayap, lalat, semut, dan nyamuk. Dari semua serangga tersebut, yang paling capung gemari adalah nyamuk.
Nimfa capung memang tidak seindah capung dewasa, tetapi ia juga predator bagi larva nyamuk di dalam kolam. (Foto: Instagram @sains_isamazing)
Capung dapat memakan hingga 30 ekor nyamuk setiap harinya. Bahkan, nimfa capung, atau capung yang masih anak-anak dan belum bersayap, memangsa jentik-jentik nyamuk di dalam air. Karena itulah, kemungkinan besar, capung dapat bermanfaat bagi manusia untuk mengendalikan populasi nyamuk. Nyamuk merupakan serangga yang menularkan penyakit demam berdarah yang merugikan kesehatan dan dapat membahayakan jiwa.
Lalu, bagaimana cara untuk menarik capung agar mendatangi rumah kita dan memangsa nyamuk-nyamuk?
Capung menyukai habitat air. Jadi, untuk menarik kedatangannya, perlu merancang sebuah kolam berisi air bersih alami dengan beberapa tanaman di pinggirnya. Misalnya eceng gondok, marigold, zinnia, atau rumput hias miscanthus.
Air kolam akan menarik capung untuk datang dan bertelur pada tanaman di sekitarnya. Telur capung akan menetas dan nimfanya akan masuk ke air dan memakan hewan air kecil seperti larva nyamuk, kecebong, anak ikan yang masih sangat kecil, dan lainnya. Dan, bila sudah waktunya, nimfa ini akan naik ke bagian tanaman yang terdekat dengan air. Di sana ia akan menggantung menjadi kepompong capung. Dan, setelah keluar dari kulit kepompongnya, nimfa sudah berubah menjadi capung yang cantik. Ia telah siap terbang untuk memangsa lebih banyak nyamuk dewasa dan serangga lainnya.
Namun, populasi capung bisa saja menjadikan taman kolam terlalu penuh. Jumlah yang terlalu banyak juga dapat mengganggu. Untuk mengatasinya, keringkan kolam dan singkirkan tanaman di dekatnya yang dapat digunakan capung untuk bertelur.
Cara lain yang dapat digunakan untuk mengendalikan populasi capung adalah dengan menghadirkan predator capung. Selain membuatnya terkendali, hewan-hewan ini juga akan menambah lengkap ekosistem kolam yang asri. Katak dan burung dapat digunakan untuk itu. Keduanya adalah pemangsa capung, dan dapat memberikan keseimbangan pada habitat taman kolam.
Bagaimana? Tertarik untuk melengkapi taman Anda dengan capung dan binatang lainnya? (Pat)
Tidak ada komentar