Keberagaman Kota Tangerang: Harmoni di Tengah Dinamika Kota Industri

waktu baca 4 menit
Senin, 3 Nov 2025 15:44 29 Redaksi

KOLOM | BD — Kota Tangerang bukan hanya dikenal sebagai kawasan industri yang sibuk, tetapi juga sebagai miniatur Indonesia yang sesungguhnya. Di kota ini, beragam suku, agama, dan budaya hidup berdampingan dengan damai, menjadikan Tangerang simbol nyata dari kekuatan keberagaman di tengah kemajuan zaman.

Kota yang Tumbuh Bersama Perbedaan

Kota Tangerang, yang terletak di jantung Provinsi Banten, tumbuh menjadi salah satu kota besar yang paling dinamis di Indonesia. Dikenal sebagai kota industri dan jasa, Tangerang bukan hanya pusat aktivitas ekonomi, tetapi juga rumah bagi keberagaman sosial dan budaya yang luar biasa. Dari gang sempit di Pasar Lama hingga kawasan modern di Alam Sutera dan Karawaci, denyut kehidupan masyarakat Tangerang selalu diwarnai oleh harmoni di tengah perbedaan.

Sejak lama, Tangerang menjadi magnet bagi para pendatang dari berbagai daerah di Indonesia. Gelombang urbanisasi dan industrialisasi membawa masuk masyarakat dari beragam latar belakang etnis, agama, dan budaya. Betawi, Sunda, Jawa, Tionghoa, Batak, hingga Minangkabau—semuanya hidup berdampingan dan berbaur dalam keseharian kota yang terus berkembang ini. Keberagaman inilah yang kemudian membentuk identitas sosial Tangerang sebagai kota multikultural dengan semangat toleransi yang kuat.

Warna-warni Keberagaman di Setiap Sudut Kota

Di berbagai wilayah Tangerang, kita bisa dengan mudah melihat jejak keberagaman yang hidup berdampingan secara alami. Di kawasan Karawaci dan Cipondoh misalnya, berdiri berdampingan masjid, gereja, vihara, dan pura—menjadi simbol nyata dari kerukunan antarumat beragama. Salah satu contohnya adalah Pura Agung Kertajaya, yang menjadi wujud toleransi dan kedamaian di tengah masyarakat multikultural Tangerang.

Selain dalam hal keagamaan, keberagaman juga tampak pada budaya dan kuliner yang berkembang di kota ini. Masyarakat bisa menikmati kerak telor khas Betawi, nasi uduk Sunda, pempek Palembang, hingga mie Tionghoa di satu kawasan yang sama. Setiap makanan membawa cerita dan identitas dari daerah asalnya, sekaligus menjadi jembatan persaudaraan di antara warga yang berbeda latar belakang.

Tangerang pun menjadi tempat pertemuan berbagai bahasa dan dialek. Di pasar-pasar tradisional, percakapan antarwarga sering kali memadukan logat Betawi dan Jawa, sementara di lingkungan sekolah dan kantor, bahasa Indonesia menjadi jembatan yang menyatukan semua perbedaan tersebut.

Pemerintah Kota dan Komitmen Menjaga Toleransi

Pemerintah Kota Tangerang secara aktif menjaga dan memperkuat semangat kebersamaan itu. Melalui berbagai program sosial dan budaya, nilai-nilai toleransi terus dipupuk agar tidak luntur di tengah arus modernisasi dan globalisasi.

Wakil Wali Kota Tangerang, H. Sachrudin, pernah menegaskan bahwa pembangunan kota harus dilandasi semangat kebersamaan, gotong royong, dan toleransi. Karena tanpa kedamaian dan persatuan, kemajuan kota akan kehilangan maknanya.

Salah satu upaya nyata pemerintah adalah penyelenggaraan Festival Budaya Nusantara dan Dialog Kerukunan Antarumat Beragama. Kegiatan ini mempertemukan komunitas lintas agama, etnis, dan budaya dalam satu wadah, memperkuat tali silaturahmi, sekaligus menanamkan rasa cinta tanah air. Acara semacam ini juga menjadi bukti bahwa Tangerang bukan sekadar kota industri, melainkan kota yang hidup dengan semangat kebinekaan.

Masyarakat dan Generasi Muda: Penjaga Harmoni Kota

Namun, keberagaman tidak bisa dijaga oleh pemerintah saja. Masyarakat dan generasi muda Tangerang turut memainkan peran penting dalam mempertahankan harmoni sosial yang telah terbentuk sejak lama.

Di sekolah-sekolah, nilai-nilai toleransi, saling menghormati, dan gotong royong terus ditanamkan melalui kegiatan pembelajaran maupun kegiatan ekstrakurikuler. Sementara itu, organisasi kepemudaan seperti karang taruna dan komunitas sosial kerap menggelar kegiatan lintas budaya, seperti bazar kuliner Nusantara, bakti sosial lintas agama, hingga lomba kesenian daerah.

Semangat kebersamaan ini membuat Tangerang menjadi salah satu kota dengan tingkat toleransi yang tinggi di Indonesia. Warganya memahami bahwa perbedaan bukanlah penghalang, melainkan kekayaan yang patut dirayakan.

Menyatukan Jiwa Kota Melalui Keberagaman

Di tengah perkembangan kota yang kian modern, Tangerang berhasil mempertahankan jati dirinya sebagai kota yang hidup dari semangat keberagaman. Setiap langkah warganya mencerminkan nilai-nilai kebhinekaan, dari rumah ibadah yang berdiri berdekatan hingga festival budaya yang menyatukan banyak hati.

Tangerang bukan hanya kota industri yang sibuk dan modern, tetapi juga ruang sosial yang mengajarkan bahwa persatuan tidak berarti keseragaman, melainkan kemampuan untuk hidup berdampingan dalam perbedaan.

Dengan semangat gotong royong, rasa saling menghargai, dan toleransi yang tinggi, Kota Tangerang terus menjadi contoh nyata tentang bagaimana keberagaman dapat menjadi sumber kekuatan dan identitas bersama — sebuah rumah besar bagi semua warganya, dari mana pun mereka berasal.

Penulis: Daffa Aufa Maulana
Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Tangerang. (*)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA