TRADISI | BD – Pernak-pernik berwarna merah saat Imlek memiliki makna yang sangat mendalam dalam budaya Tionghoa. Warna merah melambangkan keberuntungan, kebahagiaan, dan pengusiran energi negatif. Oleh karena itu, saat perayaan Imlek, banyak orang yang menghias rumah dan lingkungan sekitar dengan berbagai pernak-pernik merah untuk menyambut tahun baru dengan semangat positif.
Salah satu pernak-pernik yang paling umum adalah lampion merah. Lampion ini sering digantung di pintu masuk rumah atau di tempat umum untuk menciptakan suasana meriah. Lampion merah tidak hanya berfungsi sebagai dekorasi, tetapi juga sebagai simbol harapan akan keberuntungan dan kemakmuran di tahun yang baru. Dalam tradisi Tionghoa, lampion sering kali dihiasi dengan kaligrafi yang mengandung pesan-pesan baik, seperti “Fu” yang berarti keberuntungan.
Selain lampion, kertas merah juga menjadi elemen penting dalam dekorasi Imlek. Kertas ini digunakan untuk membuat hiasan dinding, amplop angpao, dan berbagai ornamen lainnya. Amplop angpao, yang biasanya berisi uang, diberikan kepada anak-anak dan orang yang lebih muda sebagai simbol harapan akan rezeki dan keberuntungan. Hiasan pintu yang terbuat dari kertas merah dengan kaligrafi atau gambar yang bermakna juga sering dipasang untuk menarik keberuntungan. Kaligrafi ini biasanya berisi doa atau harapan untuk kesehatan, kebahagiaan, dan kesuksesan di tahun yang baru.
Tradisi mengenakan pakaian berwarna merah juga menjadi bagian penting dari perayaan Imlek. Banyak orang Tionghoa percaya bahwa mengenakan pakaian merah pada malam Imlek dan hari pertama tahun baru dapat membawa keberuntungan. Pakaian merah sering kali dihiasi dengan motif tradisional, seperti naga atau phoenix, yang melambangkan kekuatan dan keindahan. Selain itu, banyak keluarga yang memilih untuk mengenakan pakaian baru sebagai simbol awal yang segar di tahun yang baru.
Pernak-pernik merah juga sering digunakan dalam berbagai ritual dan doa untuk memohon rezeki dan kebahagiaan di tahun yang baru. Dalam tradisi Tionghoa, ada kebiasaan untuk membersihkan rumah sebelum Imlek, yang bertujuan untuk mengusir energi negatif dan menyambut keberuntungan. Setelah rumah dibersihkan, pernak-pernik merah dipasang untuk menciptakan suasana yang ceria dan penuh harapan.
Di samping itu, perayaan Imlek juga melibatkan berbagai kegiatan sosial dan budaya. Keluarga berkumpul untuk merayakan bersama, berbagi makanan khas, dan melakukan berbagai tradisi, seperti makan malam reuni, menyalakan kembang api, dan mengunjungi kuil. Semua kegiatan ini dilakukan dengan semangat kebersamaan dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Secara keseluruhan, pernak-pernik warna merah saat Imlek bukan hanya sekadar dekorasi, tetapi juga simbol harapan dan doa untuk masa depan yang lebih baik. Dengan menghias rumah dan mengenakan pakaian merah, masyarakat Tionghoa merayakan tradisi yang telah ada selama berabad-abad, menjaga warisan budaya mereka tetap hidup dan relevan. Melalui perayaan ini, mereka tidak hanya merayakan tahun baru, tetapi juga memperkuat ikatan keluarga dan komunitas, serta meneruskan nilai-nilai positif kepada generasi mendatang. Imlek menjadi momen yang penuh makna, di mana harapan dan keberuntungan disambut dengan penuh suka cita. (*)
Tidak ada komentar