Wakil Ketua II Fraksi Golkar DPR RI, H. Singgih Januratmoko, bersama anggota Komisi VIII DPR RI, Wali Kota Tangerang Selatan, serta perwakilan guru SRMA 33 berfoto bersama usai kunjungan di Jelupang, Serpong Utara. (Foto: Ist)KOTA TANGSEL | BD – Wakil Ketua II Fraksi Partai Golkar, H. Singgih Januratmoko, bersama anggota Komisi VIII DPR RI melakukan kunjungan ke Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 33 di Jelupang, Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan.
Kunjungan ini menjadi bagian dari evaluasi awal terhadap program pendidikan pemerintah yang ditujukan untuk membantu keluarga dengan kondisi miskin ekstrem.
Menurut Singgih, keberadaan SRMA 33 memiliki peran strategis dalam memutus mata rantai kemiskinan. Pemerintah berupaya memberikan akses pendidikan yang layak bagi masyarakat dari kelompok desil 1 dan 2, dengan pola pembelajaran yang terinspirasi dari sistem di Taruna Nusantara.
“Tujuannya jelas, memutus rantai kemiskinan. Pemerintah ingin meningkatkan kesejahteraan masyarakat lewat pendidikan yang berkualitas,” ujar Singgih usai peninjauan pada Rabu, 17 September 2025.
Dalam kesempatan itu, Singgih menyoroti adanya sembilan siswa yang memilih mengundurkan diri dari total 150 peserta didik. Ia menjelaskan, pengunduran diri tersebut bukan karena melarikan diri, melainkan karena kendala dalam beradaptasi.
“Penyebabnya beragam, ada yang merasa rindu rumah, ada pula yang kesulitan menyesuaikan diri dengan kedisiplinan yang ketat. Bayangkan, mereka harus bangun pukul 4 pagi, sholat, olahraga, hingga belajar. Tentu butuh waktu untuk terbiasa,” jelasnya.
Ia menambahkan, masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) yang sebelumnya dirancang hanya dua minggu kemungkinan besar akan diperpanjang menjadi dua hingga tiga bulan. Perpanjangan ini diharapkan dapat membantu siswa lebih cepat menyesuaikan diri dengan aturan dan pola hidup baru.
Selain itu, Singgih juga menyinggung tantangan lain yang muncul, yakni masih adanya sebagian siswa yang merokok. Menurutnya, kebiasaan tersebut terbawa dari lingkungan asal.
“Memang ada yang merokok, bahkan ada yang minum. Karena itu, ke depan perlu ada pendampingan khusus melalui bimbingan konseling agar mereka bisa diarahkan dengan baik,” katanya.
Ia menegaskan pentingnya peran guru dalam membentuk karakter siswa. Evaluasi terhadap kinerja pendidik juga akan dilakukan secara berkala demi memastikan tujuan utama sekolah tercapai.
“Harapannya, program ini bisa berjalan maksimal sehingga cita-cita pemerintah untuk memutus rantai kemiskinan lewat pendidikan benar-benar terwujud,” pungkasnya. (Idris Ibrahim)
Tidak ada komentar