Wabup Intan: Tidak Ada Warga Tangerang yang Boleh Jadi Korban Perdagangan Manusia

waktu baca 3 menit
Selasa, 9 Des 2025 13:46 49 Nazwa

TANGERANG | BD – Wakil Bupati (Wabup) Tangerang, Intan Nurul Hikmah, mendorong organisasi dan kelompok masyarakat untuk meningkatkan tekad bersama dalam memerangi perdagangan manusia serta membangun Kabupaten Tangerang yang aman, bersahabat, dan penuh empati bagi seluruh warga.

Pernyataan tersebut disampaikan Wabup Intan saat hadir dan membuka seminar bertajuk “Perdagangan Manusia di Sekitar Kita, Sebuah Ancaman Keamanan Manusia” yang diselenggarakan oleh Lembaga Ruang Aman dan Lentera Perempuan di Gedung Serbaguna Kecamatan Cikupa, pada Selasa (09/12/25).

“Saya sangat mendukung inisiatif dialog ini dan mengimbau semua pihak untuk aktif berperan, berhenti diam, serta memperkokoh komitmen kolektif guna menciptakan Kabupaten Tangerang yang aman, ramah, dan penuh kemanusiaan untuk semua,” kata Wabup Intan.

Menurutnya, perdagangan manusia merupakan tindak kejahatan yang mencuri kebebasan individu: mencuri tubuhnya, hak-haknya, dan harapannya di masa mendatang. Yang paling memilukan, kejahatan ini sering kali terjadi begitu dekat, di lingkungan sekitar kita.

“Banyak korban bukanlah orang asing, melainkan bisa jadi tetangga kita, keponakan, saudara, atau pemuda yang mencari kehidupan lebih baik namun terjebak dalam eksploitasi,” jelasnya.

Ia melanjutkan bahwa tema “Perdagangan Manusia di Sekitar Kita, Sebuah Ancaman Keamanan Manusia” tidak hanya memicu pemikiran, tetapi juga menggetarkan hati nurani kita sebagai manusia, sebagai orang tua, dan sebagai warga negara terhadap segala bentuk perbuatan yang mengeksploitasi dan menghancurkan martabat manusia, terutama perempuan dan anak-anak.

“Terima kasih atas inisiatif dan penyelenggaraan acara penting ini. Forum semacam ini bukan sekadar tempat diskusi, melainkan arena kesadaran, empati, dan penguatan tekad bersama. Perubahan besar selalu berasal dari langkah kecil yang dilakukan dengan tulus dan berani,” ungkapnya.

Ia menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Tangerang terus meningkatkan layanan perlindungan bagi perempuan dan anak, membentuk sistem pengaduan terintegrasi, serta memperluas bantuan bagi korban. Namun, upaya ini tidak akan efektif tanpa dukungan dan partisipasi aktif dari semua lapisan masyarakat.

“Peran masyarakat adalah faktor utama. Kita butuh penglihatan untuk mendeteksi tanda bahaya, pendengaran untuk menangkap keluhan yang terpendam, dan kepedulian untuk tidak mengabaikan potensi eksploitasi. Tidak boleh ada warga kita yang diperlakukan sebagai barang dagangan,” tegasnya.

Sementara itu, pendiri Lentera Perempuan, Siska Marini, menjelaskan bahwa seminar ini merupakan bagian dari rangkaian 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan yang berjalan dari 25 November hingga 10 Desember 2025.

“Kegiatan ini muncul dari kegelisahan kami karena kekerasan bisa terjadi di mana saja dan kepada siapa saja. Kekerasan akibat perdagangan manusia menghilangkan martabat manusia,” kata Siska.

Ia berharap melalui seminar tersebut, dukungan dan komitmen dari pemerintah daerah, tokoh lintas agama, organisasi masyarakat, dan warga semakin solid dalam upaya pencegahan serta penanganan perdagangan manusia.

“Semua harus bertindak saat martabat manusia diinjak-injak. Melalui acara ini, semoga solidaritas dan bantuan dari semua pihak semakin kuat, sehingga kita bersama melawan perdagangan manusia dan segala bentuk kekerasan, khususnya terhadap perempuan dan anak-anak,” tutupnya. (*)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA