Warga Cangkudu Demo di PT BOSS: Tuntut Hentikan Bau Menyengat dan Perbaiki Kesehatan

waktu baca 2 menit
Jumat, 28 Feb 2025 21:01 0 Redaksi

TANGERANG | BD — Warga RT 04/03 dan RT 07/04, Desa Cangkudu, Balaraja, menggelar demonstrasi di pintu masuk PT. Bintang Orbit Surya Sejahtera (BOSS) pada Jumat, 28 Februari 2025. Aksi ini dipicu oleh bau menyengat yang ditimbulkan dari aktivitas produksi pabrik tersebut, yang telah mengganggu kenyamanan dan kesehatan warga sekitar.

Aksi unjuk rasa yang dimulai sekitar pukul 08.00 hingga 11.00 WIB ini diikuti oleh warga terdampak yang membawa alat pengeras suara. Mereka meneriakkan dua tuntutan utama: menghentikan aktivitas yang menimbulkan bau tak sedap dan meminta PT BOSS bertanggung jawab atas penurunan kesehatan warga.

Koordinator aksi, Romdhoni, menjelaskan bahwa dugaan pencemaran udara akibat aktivitas produksi di PT BOSS telah berlangsung selama beberapa bulan. Warga telah berulang kali mengingatkan manajemen perusahaan untuk memperbaiki proses produksinya. “Kami sudah beberapa kali menggeruduk perusahaan agar menghentikan aktivitas yang menyebabkan bau. Musyawarah yang dilakukan juga tidak membuahkan hasil memuaskan,” ujarnya.

Aksi ini semakin diperparah oleh kurangnya tanggapan dari Pemerintah Desa Cangkudu setelah warga melayangkan surat untuk mediasi dengan pihak perusahaan. “Ironisnya, penderitaan warga tidak membuat Kepala Desa Cangkudu peduli,” tegas Doni.

Dampak dari dugaan pencemaran udara ini cukup serius, dengan beberapa warga mengalami penurunan kualitas kesehatan, seperti asma, batuk-batuk, dan gejala lainnya. “Bau yang menyengat membuat warga tidak nyaman dan tidak betah di rumah. Bau ini juga meninggalkan jejak di pakaian dan di dalam rumah,” terangnya.

Kehadiran pabrik yang memproduksi High Pressure Laminate (HPL) juga telah menyebabkan masalah banjir di daerah tersebut. Warga sangat menyayangkan sikap tidak peduli dari Kepala Desa Cangkudu. “Ironis sekali, tidak ada kepedulian dari Kepala Desa. Bahkan, saat musyawarah di Kantor Desa membahas banjir, Kepala Desa tidak hadir,” tambah Doni.

Meskipun perwakilan manajemen perusahaan menemui massa aksi, mereka merasa tidak puas karena pihak yang hadir bukanlah orang yang memiliki wewenang untuk mengambil keputusan. “Kami menolak mediasi, karena yang menemui kami bukan orang yang bisa menghentikan sumber bau dari aktivitas produksi,” tegasnya.

Setelah tidak berhasil menemui pucuk pimpinan perusahaan, sekitar pukul 11.00 WIB, warga membubarkan diri dengan janji untuk terus melakukan aksi hingga tuntutan mereka dipenuhi. “Kami akan terus berjuang hingga masalah ini teratasi,” pungkasnya. (*)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ""
    ""
    ""
    ""
    ""
    ""
    LAINNYA