Strategi Meningkatkan Minat Masyarakat untuk Berbelanja di Pasar Tradisional

waktu baca 5 menit
Selasa, 5 Des 2023 23:04 0 51 Redaksi

OPINI | BD — Pasar tradisional merupakan bagian penting dari kehidupan masyarakat, tetapi dalam beberapa tahun terakhir minat masyarakat untuk berbelanja di pasar tradisional telah menurun. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan strategi yang efektif untuk meningkatkan minat masyarakat berbelanja di pasar tradisional.

Pasar tradisional hadir di tengah masyarakat karena merupakan pusat kegiatan ekonomi dan sosial yang penting. Pasar tradisional menyediakan tempat bagi para pedagang lokal untuk menjual produk-produk mereka kepada masyarakat setempat. Selain menjadi tempat transaksi jual beli, pasar tradisional juga menjadi pusat pertemuan sosial, di mana orang-orang dapat bertemu, berinteraksi, dan saling berbagi informasi.

Pasar tradisional juga melestarikan budaya dan warisan lokal, dengan menjaga keberlanjutan produk tradisional dan keterampilan yang diturunkan dari generasi ke generasi. Dengan demikian, pasar tradisional menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat, membangun ikatan sosial, dan berperan dalam mempertahankan identitas budaya suatu daerah.

Pasar ini muncul dari kebutuhan masyarakat umum yang memerlukan tempat untuk menjual barang yang dihasilkan. Sementara konsumen membutuhkan barang tertentu untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Keberadaan pasar dengan sistem tradisional bisa ditemukan hampir di setiap daerah.

Kondisi pasar tradisonal saat ini kian menurun seiring dengan pesatnya perkembangan pasar modern, karena sebagian orang menganggap bahwa pasar tradisional merupakan tempat kotor, bau, penuh sampah, dan becek pada saat hujan saat mengunjungi pasar dan juga kondisi pasar yang kurang memadai seperti, kualitas produk yang kurang terjamin, inovasi pembayaran non tunai. Masyarakatpun lebih memilih pasar modern ketika berbelanja kebutuhan sehari-hari di karenakan tempatnya yang nyaman,bersih,dan juga mempunyai fasilitas yang memadai.

Kurangnya minat masyarakat berbelanja di pasar tradasional menyebabkan jumlah pasar mengalami penyusutan, dikarenakan pesatnya perkembangan pasar modern khususnya di daerah perkotaan. Hal tersebut didorong oleh globalisasi dan pasar bebas yang berkembang secara cepat.

Kehadiran pasar-pasar modern yang dikelola dengan baik oleh para investor diklaim telah menyingkirkan pasar tradisional khususnya di perkotaan, sehingga hanya sebagian kecil yang dikelola baik oleh pemerintah.

Sebagian masyarakat masih menganggap bahwa pasar tradisional masih terkesan, bau, becek, sumpek,.engap, dan kotor. Dan juga permasalahan klasik seputar pengelolaan dan manajemen pasar yang buruk, sarana dan prasarana yang minim, ketidaknyamanan dalam berbelanja,.serta pedagang yang semakin menjamur sehingga menambah sesak pergerakan dalam pasar. Ditambah pergeseran budaya masyarakat terutama yang memiliki perekonomian yang lebih maju, lebih memilih berbelanja di pasar modern yang lebih bersih dan nyaman.

Minat Masyarakat yang kurang berbelanja di pasar tradisional berdampak pada masyarakat yang kehilangan pekerjaan karena tidak bisa lagi melakukan kegiatan jual beli dengan hasil yang memadai. karena ada permasalahan tersebut Pemerintah pun mengambil langkah untuk merevitalisasi pasar-pasar tradisional yang ada di Indonesia dengan anggaran Rp70 miliar sampai Rp150 miliar per pasar yang bertujuan untuk meningkatkan minat belanja masyarakat di pasar tradisional, menata ulang kembali pasar agar lebih layak dan memenuhin fasilitas pasar.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan, revitalisasi ini bertujuan untuk mengangkat lagi marwah pasar tradisional agar lebih bersih dan sehat sehingga berdampak pada meningkatnya minat masyarakat berinteraksi di pasar. “Kami tidak mengubah pasar menjadi mal tetapi tetap sebagai pasar tradisional,” ujarnya dikutip dari Kompas.id, Selasa, 5 Desember 2023.

Dengan menerapkan strategi-strategi ini, diharapkan minat masyarakat untuk berbelanja di pasar tradisional dapat meningkat. Pasar tradisional memiliki nilai budaya dan ekonomi yang penting, dan dengan dukungan yang tepat, pasar tradisional dapat terus menjadi pusat perdagangan yang berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi masyarakat setempat.

Pemerintah pun dapat mengambil contoh dari Negara lain seperti : Singapura. Singapura memberikan contoh yang baik. Mereka melakukan pembaruan infrastruktur dengan desain modern, mengadakan acara dan pertunjukan untuk menambah daya tarik, menyediakan pengalaman interaktif seperti lokakarya dan kelas, mengintegrasikan teknologi dalam pengalaman pasar, dan menyediakan pilihan makanan lezat serta ruang bersantap yang menarik.

Dengan langkah-langkah ini, pasar tradisional dapat menjadi destinasi yang menarik dan memikat bagi wisatawan dan warga lokal, serta mempromosikan budaya dan warisan lokal dengan cara yang segar dan menghibur.

Adapun dari Negara lain yakni Korea Selatan. Di Seoul, Korea Selatan, terdapat pasar tradisional yang dikenal dengan sebutan “hanok bukchon” atau “hanbok village”. Pasar ini menggabungkan budaya tradisional Korea dengan elemen modern untuk menciptakan pengalaman yang menarik bagi pengunjung. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan memadukan desain arsitektur tradisional Korea (hanok) dengan interior modern yang nyaman dan estetis. Selain itu, pasar ini juga menawarkan berbagai macam kegiatan budaya seperti kelas memasak makanan tradisional Korea, demonstrasi pembuatan kerajinan tangan, dan pertunjukan seni tradisional.

Selain itu, pengunjung juga dapat menyewa dan mengenakan pakaian tradisional Korea, hanbok, untuk berjalan-jalan di sekitar pasar, menciptakan pengalaman yang lebih imersif. Dengan kombinasi antara budaya tradisional, desain yang menarik, dan pengalaman interaktif, pasar tradisional di Seoul berhasil mengubah dirinya menjadi destinasi yang menarik bagi wisatawan lokal maupun internasional.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan informasi diatas dapat di simpulkan bahwa faktor yang menyebabkan turunnya tingkat minat berbelanja masyarakat antara lain: kenyamanan di pasar tradisional tersebut serta fasilitas yang kurang memadai seperti tempat parkir, toilet, dan area istirahat. Dan para pedagang di pasar tradisional juga harus memperhatikan kualitas produk barang yang di perjualbelikan agar tidak kalah saing dengan pasar modern, serta melengkapi produk barang yang dibutuhkan oleh masyarakat. Penataan tempat lokasi di pasar tradisional juga berperan penting dalam menarik minat belanja masyarakat agar lebih tersusun dan memudahkan para konsumen saat mencari kebutuhan pokok.

Pasar tradisional juga perlu mengadopsi teknologi untuk meningkatkan pengalaman belanja. Misalnya, dapat memperkenalkan pembayaran elektronik atau non tunai. Selain itu, pasar tradisional juga dapat memperluas pilihan produk yang di tawarkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang lebih beragam.

Pasar tradisional juag dapat menjalin kemitraan dengan pelaku ekonomi lokal seperti petani, pengrajin, atau produsen lokal lainnya. Hal ini dapat memberikan nilai tambah bagi pasar tradisional dalam hal kualitas produk, harga yang kompetitif, dan keunikan produk lokal yang sulit ditemukan di tempat Lain.

Pasar tradisional dapat meningkatkan pengalaman belanja dengan menyediakan area makanan atau kafe yang nyaman, ruang duduk, atau acara-acara khusus seperti demo masak. Dengan mengambil langkah-langkah tersebut, pasar tradisional memiliki peluang untuk mempertahankan minat belanja konsumen dan tetap relevan di tengah persaingan dengan pasar modern.

Penulis : Radika Arsyil Kenedy
Mahasiswa Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
[email protected] (Red)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Unggulan

    LAINNYA