KOTA TANGSEL | BD — Ketua Yayasan Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis Abraham Garuda Laksono mengungkapkan peran umat Katolik untuk kemerdekaan.
Abraham menyampaikan Proklamator Republik Indonesia, Soekarno sebagai pejuang pemikir dan pemikir pejuang yang dekat dengan tokoh-tokoh agama termasuk tokoh Katolik.
“Bung Karno punya sahabat seorang pastor Katolik Gerardus Huijtink. Saat dibuang ke Ende tahun 1934, Biara St. Yosef memperbolehkan Bung Karno membaca buku di Perpustakaan Misionaris,” kata Abraham saat menjadi narasumber Sosialisasi 4 Pilar MPR RI bersama Anggota MPR RI Ananta Wahana di Megantara Edupark, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten, Sabtu, 15 Juni 2024.
Saat Revolusi Indonesia berkecamuk, lanjut Abraham, Bung Karno dekat dengan Soegija untuk membangun penuh kemerdekaan.
“Ada semboyan yang terkenal, 100 persen Katolik, 100 persen Indonesia,” terang politisi muda yang lolos menjadi Anggota DPRD Provinsi Banten di Pemilu 2024.
Bahkan saat Soegija meninggal di Belanda, tambah Abraham, Bung Karno meminta agar Soegija dimakamkan di Indonesia.
Atas kedekatan itu, kata Abraham, Bung Karno memperoleh tiga medali tertinggi dari Vatikan yang membuat Presiden Irlandia iri karena hanya mendapat satu medali.
Sementara itu, Anggota MPR RI Ananta Wahana berpesan agar umat Katolik lebih mendalami dan berperan dalam membangun bangsa.
Selanjutnya, Ananta mengingatkan pesan Bung Karno untuk Bangsa Indonesia,
“Kalau jadi Hindu jangan jadi orang India. Kalau jadi Islam jangan jadi orang Arab. Kalau jadi Kristen jangan jadi orang Yahudi. Tetaplah jadi orang Indonesia dengan adat budaya nusantara yang kaya raya ini,” pungkas Ananta.
Sementara Romo Petrus Cipto Nugroho, SCJ yang turut hadir, dalam arahannya menyampaikan bahwa gereja setidaknya punya 3 peran sosial yaitu memperjuangkan keadilan, memperjuangkan kesejahteraan dan mewartakan kebenaran. Oleh karena itu, kata Romi Petrus, umat Katolik harus turut berperan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Sebagai warga bangsa kita tidak boleh alergi terhadap politik,” seru Romo Petrus.
Pantauan di lokasi, para peserta yang terdiri dari Marhaen Katolik (Markatol) sangat antusias mengajukan ide dan gagasan dalam perannya terhadap perkembangan dan persatuan bangsa Indonesia.
Di akhir kegiatan, Ananta memberikan bantuan pangan berupa paket sembako kepada peserta pelatihan. (Tim)
Tidak ada komentar