Langkah Besar UMT dan Tanggung Jawab Moral di Balik Fakultas Kedokteran

waktu baca 2 menit
Kamis, 25 Des 2025 18:14 15 Nazwa

OPINI | BD — Kabar Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) yang resmi mengantongi rekomendasi pembukaan Program Studi Kedokteran dari Kementerian Kesehatan pada 17 Desember 2025 patut diapresiasi. Ini merupakan langkah strategis dan bersejarah bagi UMT dalam memperluas kontribusinya di bidang kesehatan. Namun, di balik kebanggaan tersebut, tersimpan tanggung jawab moral yang jauh lebih besar—sebuah amanah yang baru saja dimulai.

Antara Fasilitas dan Ekspektasi

Mendirikan Fakultas Kedokteran (FK) bukan sekadar menambah deretan program studi demi citra institusi. Pendidikan kedokteran menyangkut keselamatan dan martabat manusia. Dengan status UMT sebagai perguruan tinggi berpredikat Unggul, ekspektasi publik tentu tinggi. Kesiapan sarana laboratorium, kualitas dosen dan tenaga medis spesialis, hingga kekuatan jejaring rumah sakit pendidikan harus benar-benar matang. Pembukaan FK tidak boleh sekadar mengikuti arus kebutuhan pasar, melainkan lahir dari kesiapan akademik yang kokoh dan teruji.

Menjaga Marwah: Harapan Kedokteran yang Inklusif

Realitas mahalnya pendidikan kedokteran di Indonesia menjadi tantangan tersendiri. Sebagai institusi yang berakar pada nilai-nilai perjuangan dan kemanusiaan, UMT dihadapkan pada pertanyaan penting: mampukah FK UMT tetap inklusif? Harapannya, fakultas ini tidak hanya melahirkan dokter yang unggul secara keilmuan, tetapi juga memiliki empati, integritas, dan etika sosial. Dunia kesehatan membutuhkan lebih dari sekadar kecerdasan akademik; ia memerlukan jiwa pengabdian.

Kualitas di Atas Kuantitas

Rekomendasi Kemenkes tentu berangkat dari kebutuhan nasional untuk menutup kekurangan jumlah dokter. Namun, peningkatan kuantitas tidak boleh mengorbankan kualitas. Kini sorotan publik tertuju pada UMT. Kampus ini dituntut tidak hanya memenuhi standar administratif, tetapi juga mampu membuktikan bahwa lulusan yang dihasilkan benar-benar kompeten, tangguh, dan siap mengabdi di tengah kompleksitas persoalan kesehatan masyarakat.

Langkah besar UMT ini adalah kabar baik bagi dunia pendidikan dan kesehatan di Tangerang. Dukungan publik tentu mengalir, namun selalu berdampingan dengan harapan. Semoga UMT tetap setia pada komitmen mutu dan nilai kemanusiaan, sehingga kelak dari rahimnya lahir dokter-dokter masa depan yang berintegritas—bekerja bukan demi ambisi institusi, melainkan atas dasar dedikasi tulus untuk kemanusiaan.

Penulis: Karina Andini
Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Tangerang. (*)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA