Memotret Tipe dan Sebutan Anak Dalam Al Qur’an

waktu baca 3 menit
Senin, 29 Jan 2024 13:36 0 9 Redaksi

OPINI | BD Setiap orang tua pada hakikatnya mendambakan anak-anak yang saleh dan salehah, jika ada di sisi, selalu menjadi penyemangat hidup ataupun ketika jauh selalu dirindukan.

Memiliki buah hati sebuah kebanggaan karena suatu saat anak akan menggantikan cerita dan pelanjut sejarah kedua orangtuanya.

Dalam mendidik dan membina anak-anak yang merupakan calon pemimpin di kemudian hari, mereka harus dipersiapkan dengan baik dan benar. Mencetak anak-anak yang baik dan benar diawali dari kedua orangtuanya saleh dan salehah.

Anak-anak tentukan harus mendapatkan lingkungan yang tumbuh kembang dengan kesalehan kedua orangtuanya. Mereka harus digali potensi dan bakatnya sehingga berkembang dengan semaksimal mungkin. Faktor sadar dan sabar dalam memberikan asupan jasmani disertai asupan ruhani berupa keteladanan dalam beragama dengan bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits tentunya orang tua memiliki harapan karakternya baik dan benar dalam hal ini Islami.

Di dalam Al Qur’an, penyebutan tipe anak ada 4 macam berdasarkan pola pendidikan dan pengajarannya di keluarga. Di antaranya sebagai berikut;

1. Qurrota A’yun artinya penyejuk hati, penentram jiwa bisa jadi menyejukkan pandangan mata

Sebagaimana firman Allah SWT, artinya : Dan orang-orang yang berkata : “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”(QS. 25:74).

Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu pernah berkata, “makna Qurrota ‘Ayun adalah keturunan yang selalu mengerjakan ketaatan, dengan ketaatannya dia mampu membahagiakan kedua orangtuanya dunia dan akhirat. Anak yang dikatakan Qurrota Ayun sejak kecil senantiasa taat, menurut jika diajari membaca dan menghafal Al Qur’an serta senantiasa selalu ikut berjamaah ke masjid bersama dengan kedua orangtuanya.

2. Sebutan yang kedua yaitu Ziinatun yang artinya perhiasan

Sebagaimana dalam firman Allah SWT (QS.18:46) yang artinya; “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi shaleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.

Adapun maksud dari perhiasan dunia adalah kedua orang tua merasa sangat bangga dengan hal-hal baik yang dilakukan oleh anak, sehingga orang tua pun ikut terbawa nama baiknya dan anak juga pembawa rasa senang kedua orangtuanya.

3. Sebutan untuk anak adalah Fitnah yang memiliki arti ujian atau cobaan

Di dalam Al-Qur’an surat 64:15 Allah SWT berfirman yang artinya; “Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah pahala yang besar.”

Makna fitnah adalah ujian yang bisa memalingkan kedua orang tua dari ketaatan atau terjerumus dalam perbuatan maksiat.

Dr. Zulkifli, MA bersama jamaah usai kajian subuh di musala Nurul Islam, Sabtu, 28 Januari 2024. (Foto : Istimewa)

Anak merupakan amanah yang siap menguji kedua orangtuanya, maka berhati-hatilah, jangan terlena dan tertipu sehingga kedua orangtuanya bisa melanggar perintah Allah.

Perbaikilah cara mendidik dan membina kenali Allah dengan dekat dengan cara beribadah bersama ajak ke masjid bersama-sama, ajari anak berempati kepada orang lain dan luangkan waktu kebersamaan bersama keluarga.

4. Anak disebut Aduwwun artinya Musuh

Di dalam Al-Qur’an Allah berfirman QS. 64:14, yang artinya; “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Makna dari Adduwun adalah musuh orangtuanya yang melalaikan dan menjerumuskan orangtuanya.

Dengan melihat potret macam dan tipe anak dalam Al Qur’an kita mengambil hikmah dan pelajaran di dalamnya.

1. Kedua orang tua harus bisa memberikan keteladan dalam kebaikan,

2. Kedua orang tua harus bisa menjadi guru yang baik dalam memberikan pembelajaran kehidupan

3. Dan orang tua harus bisa menjadi idola bagi anak-anaknya.

Semoga tulisan ini bisa bermanfaat untuk penulis secara pribadi dan bagi pembaca yang lain, aamiin.

Penulis : Dr Zulkifli, MA
Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Tangerang dan UIN Jakarta. (Red)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Unggulan

LAINNYA