Menyusun Cerita Sejarah Pribadi Melalui Media Pop Up Book Pada Pelajaran Bahasa Indonesia

waktu baca 3 menit
Rabu, 28 Des 2022 20:58 0 164 admin

EDUKASI | BD Tak bisa dipungkiri, pelajaran Bahasa Indonesia termasuk pelajaran yang sering membuat banyak siswa untuk menghindarinya.

Hal itu karena paradigma di masyarakat yang merupakan pelajaran yang membosankan, identik dengan teks panjang, hanya menulis atau menyalin teks di buku, dan sebagainya.

Bisa dibilang pelajaran yang tak menyenangkan/asyik. Namun paradigma tersebut tak berlaku untuk salah satu guru SMA di wilayah Kabupaten Tangerang tepatnya di SMAN 27 Kabupaten Tangerang yaitu Hifdatul Hayat yang biasa dipanggil Ifa. Baginya, pelajaran Bahasa Indonesia adalah pelajaran yang menyenangkan dan asyik.

Dengan menggabungkan metode konvensional dibalut dengan model pembelajaran berbasis proyek, akhirnya Hifdatul Hayat berhasil mengubah pola pikir siswa bahwa pelajaran Bahasa Indonesia itu sulit dan membosankan menjadi hal yang menyenangkan dan asyik serta mudah dipahami.

Seorang siswa SMAN 27 Kabupaten Tangerang sedang mempresentasikan hasil proyeknya di depan kelas menggunakan media pop up book saat sesi pelajaran bahasa Indonesia beberapa waktu yang lalu. (Foto : Hifdatul Hayat untuk BantenDaily)

Pop Up bukan hal yang baru di masa sekarang. Siswa ditantang membuat proyek: pop up pada materi cerita sejarah Indonesia: menyusun cerita sejarah pribadi. Sehingga pelajaran akan lebih kreatif, inovatif, dan menyenangkan.

Pop Up Book adalah sebuah buku yang memiliki bagian yang dapat bergerak atau memiliki unsur 3 dimensi serta memberikan visualisasi cerita yang menarik, mulai dari tampilan gambar yang dapat bergerak ketika halamannya dibuka.

Hifdatul Hayat menjelaskan, bahan yang digunakan dalam membuat pop up book ini adalah gambar, gunting/kater, lem/double tipe, kertas/karton asturo, kertas karton/kardus, dan kertas ivory/kertas biasa.

“Cara membuatnya pertama tentukan tema dan subtema sebagai materi proyek yang akan dibuat pop up book oleh siswa”, kata Ifa, Rabu, 28 Desember 2022.

Sambungnya, lalu dibuat desain sesuai dengan materi tersebut dengan aplikasi CorelDraw atau bisa juga menggunakan aplikasi desain yang lain atau dengan gambar imajinasi sendiri. Desain dibuat semenarik mungkin dengan banyak gambar dan warna.

Ukuran kertas pada desain disesuaikan dengan lembaran pop up book yaitu A4/A5/B5. Cetak desain yang sudah jadi menggunakan kertas ivory/kertas biasa. Kemudian kertas karton/kardus digunting menjadi ukuran A4/A5/B5 sejumlah halaman buku yang diinginkan.

Lapisi kertas karton/kardus dengan kertas/karton asturo yang berwarna-warni, satu kertas asturo bisa digunakan untuk menggabungkan 2 lembar kertas karton yang tadi digunting.

Setelah halaman-halaman buku sudah jadi, selanjutnya gunting gambar desain-desain yang sudah dicetak berdasarkan bentuknya. Tempel gambar menggunakan lem/ double tipe sesuai dengan halaman.

Teknik menempel gambarnya menggunakan teknik-teknik pop up. Terakhir tempel bentuk huruf yang akan dijadikan sebagai judul dan gambar untuk kafernya, tunggu hingga lem merekat dengan sempurna dan pop up book sudah siap. Dan siswa-siswa siap mempresentasikan hasil proyeknya di depan kelas.

Proyek pop up book pada materi ini, dinilai berhasil karena semua siswa mampu membuat dan mempresentasikan pop up book-nya di depan kelas. Walaupun ada beberapa siswa yang menyerah tetapi guru selalu memberinya motivasi, bahwa kamu bisa membuat pop up book,” ujar Ifa. (Red)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ""
    ""
    LAINNYA