TEKNO | BD – Kecerdasan buatan (AI) kini bukan lagi sekadar teknologi masa depan; di Indonesia, AI mulai mengubah cara masyarakat belajar, bekerja, dan mengakses layanan publik. Dalam dua tahun terakhir, adopsi teknologi AI menunjukkan pertumbuhan yang signifikan di sektor pendidikan, kesehatan, dan bisnis.
Pandangan ini sejalan dengan pernyataan Bill Gates, pendiri Microsoft, yang dalam sebuah wawancara di The Tonight Show menyebut bahwa dalam satu dekade mendatang, AI akan membuat manusia “tidak lagi dibutuhkan untuk sebagian besar hal.” Gates menyebut era ini sebagai free intelligence, di mana keahlian tingkat tinggi seperti nasihat medis dan bimbingan belajar akan menjadi lebih umum dan tersedia secara gratis berkat kemajuan AI.
Transformasi ini sudah mulai terlihat di Indonesia. Lembaga pendidikan seperti MAXY Academy telah mengintegrasikan AI dalam proses pembelajaran untuk membantu siswa memahami materi dengan lebih baik dan membangun keterampilan yang relevan dengan dunia kerja masa depan.
Di sektor publik, berbagai kementerian dan lembaga mulai memanfaatkan AI untuk analisis data dan meningkatkan responsivitas layanan. Sementara itu, di dunia bisnis, baik UMKM maupun perusahaan besar menggunakan AI untuk otomatisasi proses, meningkatkan keterlibatan pelanggan, dan pengambilan keputusan berbasis data.
Isaac Munandar, CEO MAXY Academy, menekankan bahwa Indonesia berada di titik penting untuk memastikan perkembangan AI tidak hanya dinikmati oleh kalangan elit teknologi. “Kalau kita hanya jadi pengguna, kita akan tertinggal. Kita perlu dorong adopsi dan literasi AI yang merata, dari siswa hingga pelaku usaha. Ini bukan cuma tentang efisiensi, tapi soal kedaulatan digital dan keadilan teknologi,” ujarnya, Jumat, 9 Mei 2025.
Andy Febrico Bintoro, CTO & Co-Founder MAXY Academy, juga menekankan pentingnya membangun generasi yang tidak hanya memahami AI, tetapi juga mampu menciptakan solusi berbasis AI. “Kita harus pastikan bahwa anak muda Indonesia tidak hanya belajar cara menggunakan ChatGPT atau Gemini, tapi juga memahami cara berpikir, membangun, dan mengintegrasikan AI dalam solusi yang berdampak,” jelas Andy.
Meskipun peluang yang ditawarkan oleh AI sangat besar, tantangan juga tidak sedikit, termasuk masalah keamanan data, etika penggunaan teknologi, dan potensi disrupsi terhadap tenaga kerja. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan institusi pendidikan menjadi kunci dalam merancang masa depan AI yang inklusif dan berkelanjutan.
Dengan potensi yang terus berkembang, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk menjadi pemain utama dalam transformasi digital di kawasan Asia Tenggara, asalkan pertumbuhan ini diiringi oleh kebijakan yang bijak dan kesiapan sumber daya manusia yang memadai. (*)
1 minggu lalu
[…] Siap Layani Mobilitas dengan Tarif Maksimal Rp10 Ribu Selama Libur Waisak 48 menit lalu Indonesia Masuki Era Free Intelligence: Pertumbuhan Pesat Kecerdasan Buatan di Berbagai Sektor 1 jam lalu Industri Kripto Tawarkan Peluang Ekonomi Lebih Besar dan Legal Dibanding Judi […]